Menteri Sosial (Mensos) Idrus Marham datang secara khusus ke Kabupaten Cirebon, Senin (26/2). Selain untuk menyerahkan bantuan simbolis baik PKH dan rastra, menteri yang baru dilantik bulan lalu itu membawa pesan Presiden Jokowi terkait banjir Cirebon. ============================ “SAYA membawa pesan dari Pak Presiden. Setiap ada bencana, jangan biarkan ada anak-anak bangsa telantar dan tidak terurus. Berapa pun banyaknya, harus diurus. Itu pesan Presiden,” ujarnya. Namun demikian, diakuinya tidak ada anggaran khusus yang disiapkan Kemensos terkait bencana. Menurutnya, bencana tidak bisa direncanakan sehingga tidak ada anggaran khusus yang disediakan untuk hal itu. “Kita tidak ada anggaran khusus terkait penanganan bencana. Tapi yang pasti pemerintah tidak akan membiarkan satu pun anak bangsa yang telantar. Tak boleh sengsara. Sekali lagi ini pesan Pak Presiden,” tambahnya. Menurut politisi Partai Golkar tersebut, pelayanan pemerintah sudah terintegrasi dengan baik. Ada Kemensos, Kemenkes, TNI, Polri yang sudah melakukan tugasnya dengan baik membantu masyarakat dan korban terdampak bencana, melewati masa tanggap darurat. \"Baru nanti setelah tanggap darurat selesai, kita akan inventarisir hal-hal lainnya untuk mempercepat proses recovery,” jelasnya. Usai menggelar pertemuan dengan para penerima program PKH, Idrus beserta rombongan didampingi Plt Bupati Cirebon Selly Andriyani Gantina dan Danrem 063/SGJ Kolonel Inf Veri Sudijanto Sudin dan Dandim 0620 Letkol Inf Irwan Budiana melihat langsung dapur umum untuk para pengungsi. Dapur umum itu setiap harinya menyediakan lebih dari 8.000 porsi makanan untuk para pengungsi. Bahkan di lokasi ini, Idrus ikut mencicipi makanan yang disediakan dan menghabiskan satu piring nasi berikut lauk tahu dan mi kering yang biasanya menjadi menu untuk para pengungsi. “Ini enak. Kalau gak percaya kalian coba langsung,” seru Idrus kepada sejumlah wartawan yang mengabadikan momen tersebut. Terpisah, kondisi memprihatinkan harus dihadapi oleh 13 siswa kelas enam SDN 2 Ciledug Wetan. Mereka harus melaksanakan try out dengan menumpang ke sekolah lain yang letaknya berbeda desa, yakni di SDN I Ciledug Tengah. Dari 18 siswa kelas 6, hanya 13 siswa yang hadir. Sementara siswa-siswa yang lain tidak bisa ditemukan oleh para guru karena ikut mengungsi bersama keluarganya. Menurut Sri Santi, salah satu guru SDN 2 Ciledug Wetan, pihak sekolah sampai harus menjemput satu per satu muridnya untuk melaksanakan try out. Saat dijemput beberapa siswa sedang berada di pengungsian sementara yang lainnya berada di rumah dan sedang bersih-bersih. Try out sendiri adalah tes kesiapan dan pemanasan jelang UASBN yang bakal digelar Mei mendatang. Sehingga nantinya anak-anak yang tidak hadir kemarin bisa mengikuti try out susulan yang akan digelar jika kondisi dan situasi sudah normal. “Ya kondisinya begini (pasca banjir, red). Semua alat tulis dan seragam siswa tidak ada. Terpaksa sekolah melakukan pengadaan. Ini banjir terparah. Yang biasanya sepinggang, ini air sampai atap. Seluruh barang dan dokumen-dokumen di sekolah tidak bisa diselamatkan,” jelasnya. Dokumen-dokumen penting yang tidak bisa diselamatkan termasuk raport siswa, ijazah dan dokumen persiapan akreditasi sekolah. “Sudah jauh-jauh hari kita siapkan dokumen untuk akreditasi. Semuanya kita simpan di sekolah. Sekarang hancur gak bisa diselamatkan. Kita harus mulai dari awal lagi,” katanya. Pantauan Radar Cirebon, karena berlangsung di tengah kondisi darurat, pelajar yang mengikuti try out mengenakan pakaian bebas. Tanpa seragam sekolah. Beberapa terlihat tidak mengenakan alas kaki. Try out akan dilaksanakan selama tiga hari. (dri)
Idrus Marham ke Cirebon Bawa Pesan Presiden: Rakyat Tak Boleh Sengsara
Selasa 27-02-2018,21:01 WIB
Editor : Husain Ali
Kategori :