Seniman Majalengka Butuh Ruang Berekspresi

Kamis 01-03-2018,20:02 WIB
Reporter : Dedi Haryadi
Editor : Dedi Haryadi

MAJALENGKA–Jatiwangi Art Factory (JAF) menggelar Forum 27-an di Jeborhall Jatiwangi Art Factory Desa Jatisura, Kecamatan Jatiwangi, Selasa sekitar pukul 16.00 sampai pukul 18.00. Agenda tersebut dihadiri tokoh perupa asal Jakarta, Ade Darmawan. Forum diskusi yang dipandu Ketua JAF Arief Yudi yang mengangkat tema ekosistem seni budaya itu juga dihadiri puluhan seniman, budayawan, para mahasiswa, dan pelajar. Hadir pula Kabid Pengelolaan Industri Pariwisata Disparbud Kabupaten Majalengka Mumuh Muhidin SH. Ade Darmawan menceritakan bagaimana ketika masih di kampus, pameran seni rupa dilaksanakan di kos-kosan atau warung tempat nongkrong. Seorang seniman perlu ruang interaksi langsung dengan masyarakat, seperti seorang pemain musik memerlukan panggung untuk bermain music. Sehingga bisa berinteraksi langsung dengan penonton. Masyarakat memiliki cara untuk bertahan hidup, begitu pula dengan seniman yang harus punya cara untuk bisa bertahan dan berekspresi. Menurutnya seni sangat penting bagi negara, meskipun dukungannya tidak ada yang jelas.  Masyarakat harus berperan penting dalam berkesenian, meskipun terkadang kesenian sering asyik sendiri tapi lupa dengan apa yang terjadi di masyarakat. “Kita harus belajar kepada seni tradisional, dan umumnya masyarakat akan mengenal alat musik angklung terbuat dari apa. Berbeda dengan musik band yang orang tidak tahu terbuat dari apa alat musik drumd tersebut,” tutur Ade. Sementara Mumuh Muhidin SH mengapresiasi Forum 27-an yang diselenggatakan JAF yang bisa menghadirkan tokoh-tokoh seniman dan budayawan. Hasil diskusi bisa menjadi pedoman atau referensi pemerintah untuk melakukan kebijakan dalam pengembangan seni, budaya, pariwisata, dan bidang lainnya. “Kalau di Jakarta ada ILC, di Majalengka kita punya Forum 27-an yang diselenggatakan JAF,” ujarnya. Disebutkan Mumuh, Forum 27-an  memiliki  gaya sendiri dan bisa menjadi inspirasi yang lainnya untuk menghasilkan gagasan dengan tema menarik. Pemerintah berperan sebagai promotor seni dan budaya, dan jangan sampai seni tradisi hilang karena generasi penerus tidak mengenal apa yang dilakukan seniman. “Hilangnya karya seni karena tidak tercatat. Tugas pemerintah sosialisasi dan memberi ruang tampil, agar masyarakat lebih mengenal seni tradisional. Masyarakat sebetulnya sangat mengapresiasi seni tradisional, dan kita akan menikmatinya bila kita melihat langsung,” bebernya. (ara)

Tags :
Kategori :

Terkait