Menelusuri Desa-Desa Terdampak Longsor dan Tanah Gerak di Kuningan (1)

Senin 05-03-2018,14:31 WIB
Reporter : Dedi Haryadi
Editor : Dedi Haryadi

Nama Desa Margacina mungkin masih asing di telinga. Desa ini berada di Kecamatan Karangkancana, Kabupaten Kuningan. Dia ada di perbatasan Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah. Lumayan jauh dari pusat pemerintah Kabupaten Kuningan. Muhammad Taufik, Kuningan JALANAN menuju desa terdekat Margacina, yakni Kaduagung, lumayan mulus. Kendaraan roda empat maupun roa dua bisa sampai ke halaman balai desa Kaduagung. Selebihnya, jalan putus total. Tak tembus ke Margacina. Padahal sebelum terjadi bencana longsor, kendaraan jenis apun pun bisa sampai ke Margacina. Namun pasca terputusnya akses jalan menuju Margacina, kendaraan hanya bisa sampai Kaduagung. Tak ada pilihan lain, selain jalan kaki. Dan, jarak yang ditempuh sepanjang 2 kilometer. Butuh stamina dan juga mental untuk melintasi jalanan non aspal ke Desa Margacina. Apalagi untuk mencapai Dusun Cipari, salah satu dusun di Margacina. Sudah jalan 2 kilometer, jalurnya pun tertimbun longsor di beberapa titik. Praktis, pemukiman warga Cipari terisolasi. Sulit dijangkau kecuali dengan jalan kaki. Hal itu dialami sendiri oleh wartawan Radar. Satu hari pascabencana pergerakan tanah dan longsor, koran ini ke lokasi. Yang terjadi, akses menuju Desa Margacina benar-benar terputus. Kendaraan tak bisa melintas. Terpaksa harus jalan kaki. Itu pun tidak mudah. Jalan poros desa yang sebelumnya beraspal mulus, sudah berubah menjadi gundukan tanah. Beberapa titik sudah anjlok hingga kedalaman 5 meter. Menyebabkan perjalanan harus penuh hati-hati. Sesekali harus memutar, menerabas lahan Perhutani yang rimbun, hingga terpaksa menjajaki material longsor yang berlumpur dan ambles sedalam setengah meter. Setelah melintasi perjalanan sejauh hampir 2 kilometer dengan berjalan kaki, tibalah di pemukiman Desa Margacina, Dusun Cipari. Di sana terlihat warga yang risau berjalan hilir mudik membawa barang dan perabotan rumah tangga ke lokasi pengungsian sementara di ruang kelas SDN 2 Margacina. Di pengungsian juga tampak sejumlah warga yang tengah tertidur karena kelelahan. Ada yang sedang memasak mi instan, dan sejumlah lansia yang hanya bisa duduk termenung meratapi nasib rumahnya yang kini sudah tak berbentuk dan tak bisa ditempati lagi. Tak sedikit warga yang meninggalkan rumah tanpa sempat membawa barang-barang dan perabotan kecuali hanya baju yang menempel di badan. Rupanya kejadian pergerakan tanah yang menyebabkan rumah mereka bergerak dan rusak, membuat trauma dan takut jika kejadian serupa kembali terjadi dan malah mengancam jiwa. Longsor dan pergerakan tanah di Dusun Cipari tergolong parah. Selain akses jalan putus, pergerakan tanah juga menyebabkan 200 lebih rumah warga rusak. Supaya tak ada korban jiwa, sebanyak 897 warga harus diungsikan ke tempat yang aman. Pergerakan tanah menyebabkan ratusan rumah rusak. Rata-rata mengalami keretakan pada bagian tembok dan lantai. Bahkan beberapa di antaranya ambruk hingga nyaris rata dengan tanah. Warga harus mengeluarkan barang-barang dari dalam rumah, seperti lemari, kulkas, ranjang, dan lainnya. Tak sedikit dari mereka harus membuat tenda darurat atau menutup barang perabotan rumahnya dengan terpal agar terhindar hujan dan panas matahari.  (*/bersambung)

Tags :
Kategori :

Terkait