Maraknya Belanja Online, Hypermart Rugi Rp 1 Triliun

Selasa 10-04-2018,11:38 WIB
Reporter : Dian Arief Setiawan
Editor : Dian Arief Setiawan

Turunnya penjualan dan meningkatnya beban penjualan menjadi pemicu anjloknya laba PT Matahari Putra Prima Tbk (Hypermart). Berdasarkan rangkuman dari Kata Data dikutip radarcirebon.com, penjualan bersih PT Matahari Putra Prima Tbk (MPPA) pada semester pertama 2017 turun 2,99 persen menjadi Rp 6,72 triliun dari semester yang sama tahun sebelumnya senilai Rp 6,9 triliun. Dari total tersebut, Hypermart berkontribusi sekitar 73 persen, kemudian SmartClub 19,7 persen, Foodmart Primo dan Foodmart Fresh 6,3 persen, Boston Health & Beauty 0,6 persen, serta Fmx 0,04 persen.

 

Hingga akhir Juni 2017, MPPA mengoperasikan 289 toko di 73 kota. Jumlah tersebut terdiri Hypermart dengan jumlah mencapai 117 gerai, dan Boston 112 gerai, Fmx 30 gerai, Foodmart Primo dan Foodmart Fresh 26 gerai, dan SmartClub 4 gerai.

 
Munculnya fenomena belanja online serta serta ketatnya persaingan seiring menjamurnya mini market menjadi salah satu penyebab perusahaan ritel yang memilki kode perdagangan di bursa MPPA tersebut rugi lebih dari Rp 1 triliun. Tercatat, bulan Juli 2017, PT Matahari Putra Prima Tbk (MPPA) menutup dua gerai Hypermart karena sudah tidak memiliki nilai keekonomian.

Berdasarkan presentasi perusahaan jumlah gerai Hypermarket hingga akhir Juni 2017 justru bertambah 2 menjadi 117 gerai dari posisi akhir 2016. Tidah hanya itu, gerai MPPA lainnya, yaitu Boston juga bertambah 3 unit menjadi 112 gerai, serta Smartclub dan B2B juga bertambah 1 menjadi 4 gerai. Sementara jumlah Foodmart jumlahnya tidak berubah, yakni sebanyak 26 gerai. Sedangkan fmx mengalami justru berkurang sebanyak 16 menjadi tinggal 30 gerai dibanding posisi akhir 2016.

 

Dari laporan keuangan yang telah dipublikasikan penjualan MPPA untuk tahun buku 2017 turun 7,14% menjadi Rp 12,56 triliun dari tahun sebelumnya. Angka ini juga merupakan yang terendah dalam empat tahun terakhir. Alhasil, perusahaan ritel dengan brand Hypermart tersebut mencatat kerugian Rp 1,2 triliun dibanding tahun sebelumnya masih mencatat laba Rp 38,48 miliar.

Di tengah penurunan laba, beban MPPA justru membengkak. Beban pokok penjualan meningkat 2,82% menjadi Rp 11,56 triliun dari tahun sebelumnya, demikian beban penjualan melonjak 67,7% menjadi Rp 489,6 miliar. Kemudian beban umum dan administrasi juga meningkat 4,69% menjadi Rp 2,06 triliun dan juga beban keuangan meningkat 29,78% menjadi Rp 118 miliar dari tahun sebelumnya. (Kata Data/wb)

 
Tags :
Kategori :

Terkait