Pemkot Optimistis BIJB Bawa Dampak Positif untuk Kota Cirebon

Rabu 25-04-2018,12:30 WIB
Reporter : Dedi Haryadi
Editor : Dedi Haryadi

CIREBON-Rencana mulai dioperasikannya Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati, Majalengka, awal Juni mendatang memberikan peluang sekaligus tantangan bagi daerah kabupaten kota di wilayah sekitar bandara. Namun, Pemerintah Kota Cirebon optimistis keberadaan BIJB Kertajati akan memberikan dampak positif bagi pertumbuhan ekonomi di Kota Cirebon. Pemkot Cirebon mengklaim punya rencana strategis untuk menyambut multiplier effect saat bandara internasional itu resmi dioperasikan. \"Dampaknya mobilitas orang di wilayah III Cirebon meningkat,\" ujar Kepala Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan Pengembangan Daerah (BP4D) Kota Cirebon M Arief Kurniawan ST kepada Radar Cirebon. Menurutnya, dampak mobilitas yang tinggi membuat orang dari berbagai membutuhkan tempat menginap dan beristirahat. \"Semakin banyak orang singgah, makin banyak orang butuh penginapan,\" sambungnya. Dijelaskan, saat ini hotel yang tersedia di Kota Cirebon berjumlah 107. Belum lagi ada sekitar 400 restoran. Jumlah tersebut, dianggap mampu untuk menunjang kebutuhan para pendatang dari berbagai daerah dan negara untuk bermalam. \"Di Kota Cirebon itu lengkap dan sudah ada, misal hotel dan restoran serta pusat perbelanjaan bisa memenuhi kebutuhan pendatang,\" lanjutnya. Pihaknya menilai, dalam waktu jangka pendek dan menengah, Kabupaten Majengka belum bisa mengejar fasilitas pendukung seperti di Kota Cirebon. \"Butuh waktu cukup lama untuk bangun hotel dan penunjang lainnya,\" ujarnya. Meski secara fasilitas pendukung sudah terpenuhi, Arief menilai Kota Cirebon perlu berbenah dalam hal tata wajah kota. Tidak bisa dipungkiri bahwa semakin hari semakin sulit dikendalikan. Salah satu persoalan yang perlu diperhatikan yakni kemacetan, menjamurnya Pedagang Kaki Lima (PKL), serta lahan parkir yang belum memadai. Untuk mengatasi hal itu, pemerintah daerah dinilai perlu membuat rencana pembangunan jangka menengah daerah (RPJMD) yang berorientasi pada menyambut tantangan kemajuan infrastruktur perhubungan, seperti adanya BIJB Kertajati, Pelabuhan Cirebon, dan Tol Cipali. \"Siapapun pemimpin Kota Cirebon yang terpilih nanti, perlu memikirkan strategi antisipasi kemajuan infrastruktur perhubungan yang dituangkan dalam RPJMD,\" ujarnya. Dioperasikannya Tol Cipali pada 2015 lalu, kata Arief, memberikan dampak positif bagi kemajuan Kota Cirebon. Dengan adanya Tol Cipali, kata Arief, pengendara butuh tempat istirahat menginap saat melintas dari Cirebon-Semarang atau sebaliknya. Pilihan satu-satunya yang menunjang fasilitas itu adalah Kota Cirebon. \"Dampak dari Tol Cipali menyumbang kenaikan PAD (pendapatan asli daerah,red) sebesar 30 persen dari pajak perhotelan dan restoran,\" terangnya. Selain itu, Arief menilai Kota Cirebon pun butuh daya tarik lainnya seperti event-event budaya untuk meningkatkan kunjungan wisata. \"Ada kalender wisata misalnya, tiap bulan digelar event. Perlu juga konsultan marketing pariwisata untuk mempromosikan itu,\" katanya. (mik)

Tags :
Kategori :

Terkait