Edukasi Masyarakat, BRI Peduli Jaga Sungai Jaga Kehidupan
Program BRI Peduli “Jaga Sungai Jaga Kehidupan” yang dijalankan di beberapa wilayah yang tersebar di seluruh Indonesia.-ISTIMEWA/RADARCIREBON.COM-
JAKARTA, RADARCIREBON.COM – Sungai memiliki peran amat penting bagi masyarakat Indonesia. Berdasarkan data tahun 2023 dari Direktorat Transportasi Sungai, Danau dan Penyeberangan Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan, jumlah sungai di Indonesia mencapai 2.397 aliran sungai dengan panjang keseluruhan 84.678 kilometer (km).
Oleh karenanya, aliran sungai yang bersih dan tertata rapih tidak hanya memperkecil potensi terjadinya banjir saat hujan.
Lebih dari itu, sungai mampu memberikan dampak ekonomi dan menggerakan ekonomi masyarakat.
BRI terus berupaya mendorong perbaikan dan revitalisasi sungai di sejumlah wilayah di Indonesia, terutama yang tingkat pencemaran airnya sangat tinggi terutama akibat sampah yang menumpuk.
BACA JUGA:Jelang Nataru, Pemprov Jabar Bersama 27 Kabupaten dan Kota Upayakan Stabilitas Harga
BACA JUGA:Veddriq Leonardo Sumbang Emas Pertama, Ini Klasemen Indonesia di Olimpiade Paris 2024
Upaya ini dilakukan lewat Program BRI Peduli “Jaga Sungai Jaga Kehidupan” yang dijalankan di beberapa wilayah yang tersebar di seluruh Indonesia.
Wakil Dikretur Utama BRI Catur Budi Harto mengungkapkan bahwa dalam program ini BRI mengajak masyarakat untuk menjaga ekosistem sungai atau khususnya mengedukasi masyarakat untuk tidak membuang sampah ke sungai.
Kegiatan yang sudah dilakukan BRI sejak tahun 2020 ini telah menjangkau 100 titik sungai atau kali yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia.
Hingga akhir Juni 2024, tercatat program Jaga Sungai Jaga Kehidupan telah dilakukan di area sungai seluas 152.024 m2 dengan jumlah reduksi sampah anorganik sebanyak 53.576,57 kg dan sampah organik sebanyak 68.495,02 kg.
BACA JUGA:Alhamdulillah, Veddriq Leonardo Sumbang Emas untuk Indonesia di Olimpiade 2024
BACA JUGA:5 Pemain Baru Persib Bandung Bakal Jalani Debut, Live Streaming di Sini
“Edukasi masyarkat akan pentingnya menjaga kebersihan sungai adalah salah satu tujuan utama dari program ini.”
“Dalam pelaksanaannya, program ini telah melibatkan 6.541 orang di berbagai wilayah, dimana masyarakat secara bergotong royong ikut terlibat dalam mewujudkan sungai yang bersih di lngkungannya masing-masing,” ungkapnya.
Mengusung semangat Pro Planet dan Pro People, BRI tidak hanya melakukan normalisasi, pembersihan, pengerukan sungai.
Lebih dari itu, BRI juga membangun sejumlah sarana dan prasarana seperti taman, ruang terbuka hijau, dan area ramah anak, serta juga mengedukasi masyarakat mengenai pemeliharaan aliran sungai yang sehat yang bermanfaat bagi kehidupan.
BACA JUGA:Pria Pemakan Kucing Mengaku untuk Obat, Pemilik Indekos Dekat Unnes Kini Berurusan dengan Polisi
BACA JUGA:Petani Singkup Kuningan Tanam Padi Varietas Baru, Produktivitas Tinggi dan Hemat Pupuk
Tak sampai di situ, program ini juga akan memberikan dampak ekonomi yang baik bagi masyarakat yang tinggal di sekitar sungai.
Pasalnya, sampah yang terkumpul dari pembenahan sungai tersebut dipilih dan dipilah, dipisahkan sampah organik dan anorganik atau plastik.
Sampah organik yang sudah dipilah bisa dimanfaatkan untuk keperluan masyarakat seperti bahan pupuk kompos, tambahan pakan ternak, urban farming, bahkan bisa diolah menjadi biogas.
Sedangkan sampah anorganik akan dicacah menggunakan alat pencacah sampah yang BRI sediakan bagi masyarakat.
BACA JUGA:Harga Tiket Pesawat Kertajati – Singapura Hanya Rp400 Ribuan, Cek Jadwalnya
Setelah sampah dicacah lalu dijual kepada pengumpul sampah dan masyarakat pun memperoleh uang.
“BRI akan terus mendorong perubahan cara pandang masyarakat akan fungsi dan peran sungai dalam kehidupan dan masa depannya.”
“Aliran sungai yang bersih dan tertata tidak hanya memperkecil potensi terjadinya banjir saat hujan. Lebih dari itu, sungai mampu memberikan dampak ekonomi dan menggerakan ekonomi masyarakat”, imbuhnya
Catur menambahkan, pada saat bersamaan juga dilakukan kegiatan BRI Menanam. Kegiatan ini berupa penanaman kembali atau penghijauan daerah kritis atau lahan kosong di sekitar sungai.
Pohon yang ditanam diutamakan pohon buah, industri atau tanaman keras yang bisa memberikan nilai ekonomis bagi masyarakat sekitar.
BACA JUGA:Dulu Diminta Maju di Pilkada Indramayu, Sekarang H Ady Disuruh Mundur
Hal ini juga sekaligus memberdayakan kelompok masyarakat di lokasi penanaman pohon tersebut.
“Penanaman dan Penghijauan tanaman keras di sekitar kawasan sungai. Penghijauan dan perawatan terhadap lingkungan padat penduduk serta menjadikan lingkungan sehat.”
“Mendukung keseimbangan ekosistem air, dan menciptakan lingkungan yang lebih bersih dan berkelanjutan”, tegas Catur. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: reportase