Pertemuan Bersejarah Dua ‘Matahari’ Korea di Zona Demiliterisasi

Jumat 27-04-2018,15:19 WIB
Reporter : Dian Arief Setiawan
Editor : Dian Arief Setiawan

KOREA-Presiden Korea Selatan Moon Jae-in dan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un bakal berjumpa pada pertemuan puncak bersejarah pada Jumat (27/4) pagi waktu setempat. Pertemuan ini menandai awal dari berbagai upaya yang selama ini dilakukan untuk menyingkirkan ambisi nuklir Korea Utara. Yonhap News dalam (2nd LD) Leaders to jointly announce summit outcome following final agreement: official melaporkan keduanya dijadwalkan bertemu pada pukul 09.30 (KST) atau pada pukul 06.30 WIB. Sementara, pembicaraan resmi akan dimulai pukul 10.30 (KST) atau 07.30 WIB. Kim Jong-un berjalan melewati ke sisi Korea Selatan di desa perbatasan Panmunjom, di Zona Demiliterisasi yang dijaga ketat oleh militer, untuk menemui Presiden Korea Selatan, Moon Jae-in. Pada momentum simbolik itu, di perbatasan, pemimpin Korea Selatan Moon Jae-in berjabat tangan erat dengan Kim Jong-un. Tak lama kemudian kedua pemimpin negara, yang secara teknis masih dalam keadaan berperang karena tidak ada perjanjian yang mengakhiri perang Korea, menggelar pembicaraan. Dalam perjumpaan pembuka yang hangat itu Kim jong-un mengatakan dia berharap terjadinya diskusi-diskusi \'blak-blakan\' di antara mereka. Pertemuan pertama di antara para pemimpin kedua Korea dalam lebih dari satu dekade itu juga diselingi oleh momen-momen yang lebih ringan. Kim Jong-un bergurau bahwa ia membawa sejumlah mie dingin Korea Utara yang terkenal itu untuk KTT ini. \"Saya harap Anda benar-benar akan menikmati mie yang kami bawa,\" katanya santai kepada pemimpin Korea Selatan Moon Jae-in. Pertemuan Kim dan Moon pada hari ini merupakan pertemuan antar-Korea yang ketiga, namun untuk pertama kalinya digelar di Korea Selatan. Pertemuan antar-Korea sebelumnya digelar pada 2000 dan 2007, yang keduanya diselenggarakan di Pyongyang. Dengan begitu, Kim menjadi pemimpin Korea Utara pertama yang menginjak tanah Korea Selatan sejak akhir Perang Korea pada 1950-1953. Dua Korea secara teknis tetap berperang, ketika Perang Korea berakhir dengan gencatan senjata, bukan dengan perjanjian damai. Kedua pemimpin disambut oleh pasukan penghormatan dalam kostum tradisional di sisi Korea Selatan. Keduanya kemudian berjalan ke Wisma Perdamaian di Panmunjom, sebuah kompleks militer di zona demiliterisasi (DMZ) antara kedua negara. \"Sebuah sejarah baru sekarang dimulai - di titik awal sejarah dan era perdamaian,\" demikian pesan yang ditulis Kim Jong-un di buku tamu di Wisma Perdamaian. (wb)

Tags :
Kategori :

Terkait