Aktivitas Meningkat Jelang Ramadan, Pasar Tumpah Bikin Macet

Selasa 15-05-2018,17:30 WIB
Reporter : Dedi Haryadi
Editor : Dedi Haryadi

MAJALENGKA-Jalur Tengah Majalengka (Cirebon-Bandung) mengalami kemacetan parah sepanjang 1 kilometer. Hal ini disebabkan pasar tumpah tepatnya di Pasar Prapatan, Kecamatan Sumberjaya, Senin (14/5). Dari pantauan Radar Majalengka, kemacetan terjadi baik dari arah timur (Cirebon) hingga jembatan Desa Babakan Kecamatan Ciwaringin dan dari arah barat (Kadipaten) hingga desa Banjaran Kecamatan Sumberjaya. Kondisi ini disinyalir akibat tingginya aktivitas di pasar tumpah tersebut. Salah seorang pengendara sepeda motor, Ibnu (23) terpaksa harus mengambil jalur tikus untuk menuju Rajagaluh. Pria asal Kecamatan Ciwaringin ini mengambil jalan menuju Desa Panjalin Kidul masuk dari arah Blok Karang Anyar yang tembus ke Desa Parapatan, Kecamatan Sumberjaya, Kabupaten Majalengka. “Daripada terjebak kemacetan lama maka terpaksa harus mengambil jalur tikus. Tidak sedikit mobil pribadi juga masuk jalan ini,\" tuturnya. Sementara itu, Staf Koordinator Pasar Prapatan Nana mengaku, aktivitas pasar sandang dan makanan ini karena menjelang Ramadan. Sehingga pasar yang buka setiap hari Senin dan Kamis dalam sepekan ini menjadi puncak sebelum hari puasa. “Tingginya aktivitas masyarakat terutama para pembeli yang mencari kebutuhan menjelang bulan puasa atau biasa disebut munggahan terjadi sebelum Ramadan. Hari ini (kemarin, red) merupakan puncak sebelum hari puasa sehingga marema,” terangnya. Menurutnya, jumlah pengunjung juga naik 100 persen dari hari biasanya yakni Senin dan Kamis. Pihaknya berharap, kemacetan yang sering terjadi di areal pasar ini segera diatasi terutama menertibkan para pedagang lemprakan yang berjualan di sisi jalan. Terpisah, Kepala Bidang Pengelolaan Pasar Pemda Dinas Perdagangan Majalengka Teguh Subagja Djajasutisna SE mengaku, jika meminimalisir angka kemacetan di pasar tersebut sulit terwujud. “Program untuk mengatasi kemacetan salah satunya dengan merelokasi para pedagang membutuhkan kerjasama semua pihak tidak hanya dinas perdagangan,” ujarnya. Terlebih, ungkap Teguh, jumlah pedagang hari pasaran bisa mencapai 1000 orang lebih. Pihaknya mengaku tidak akan melakukan penataan secara total atau revitalisasi yang membutuhkan anggaran sekitar Rp80 miliar untuk pembangunan lahan baru. “Segi psikologis konsumen ingin yang paling dekat berbelanja. Sehingga kerap memakai sisi dan bahu jalan. Selain itu juga pedagang ingin berjualan saling berhadapan,\" ujarnya. Ketika mendapatkan perluasan tentunya membutuhkan lahan cukup luas. “Jika diperlukan atau diperuntukkan penambahan mungkin dibangun satu lantai lagi. Nantinya bisa dipetakan antara pedagang sandang dan jenis makanan yang harus diatur zonasinya,” ujarnya. Menurutnya, melakukan pembangunan pasar secara menyeluruh tidak akan cukup kecuali penataan lemprakan saja. “Dari DAU tidak cukup. Ingin melakukan penataan menyeluruh yaitu solusinya dengan menggandeng investor atau pihak ketiga. Karena jika melihat dari regulasi yang diatur Permendagri nomor 19 tahun 2016 memang ada bantuan. Begitu juga jika dibangun dari pemerintah provinsi bahwa tahun 2019 tidak ada pembangunan pasar. Sementara pemerintah pusat hanya ada anggaran Rp6 miliar. Kalau untuk parsial paling lemprakan saja karena APBD kita tidak akan cukup,” ulasnya. Pihaknya mengakui, jika minat masyarakat untuk melakukan aktivitas pedagang di Pasar Prapatan itu sangat tinggi. Pasar itu terkenal oleh masyarakat pasar sandang termurah. (ono)

Tags :
Kategori :

Terkait