PARUJAKAN – Keberadaan kereta api benar-benar masih menjadi primadona bagi masyarakat Indonesia sebagai alat transportasi pada saat mudik Lebaran Idul Fitri seperti sekarang ini. Bahkan, penumpang rela berdesak-desakan agar bisa sampai tujuan dengan menggunakan kereta api. Pemandangan tersebut terlihat di Stasiun Parujakan pada saat penumpang menunggu kereta ekonomi Tegal Arum jurusan Tegal-Jakarta. Tidak sedikit penumpang yang rela berdiri di pintu masuk hingga WC kereta, agar bisa terangkut kereta Tegal Arum. Seorang penumpang kereta Tegal Arum asal Brebes, Agus, yang sempat diwawancarai mengaku rela berdiri di WC kereta, karena tidak ada lagi tempat duduk maupun tempat untuk sekadar berdiri di dalam kereta. “Mau bagaimana lagi, adanya di WC ya terpaksa daripada tidak bisa terangkut kereta,” kata dia kepada Radar, Senin (13/9). Dengan berdiri di dalam WC, maka mau tidak mau, harus menahan bau pesing sepanjang perjalan Brebes-Jakarta. Meski berdiri di dalam WC, namun Agus masih mengaku beruntung karena masih banyak penumpang yang tidak bisa terangkut kereta Tegal Arum. “Tadi banyak penumpang yang ada di di Stasiun Babakan tidak bisa terangkut kereta Tegal Arum kerena memang sudah penuh sejak dari Tegal dan Brebes,” ujar dia. Sementara itu, penumpang lainnya Albeni asal Sumber mengaku memilih kereta Tegal Arum karena murah, hanya Rp12 ribu Cirebon-Jakarta dibandingkan dengan bus. “Lebih irit dengan menggunakan kereta ekonomi, apalagi bagi saya yang hanya bekerja sebagai buruh di Jakarta,” ucapnya. Dirinya mengaku berangkat ke Jakarta pada hari Senin (13/9) dengan harapan belum terlalu banyak penumpang yang menggunakan kereta api. Namun ternyata perkiraannya salah karena penumpang yang menggunakan kereta api membludak. “Yang penting sampai ke Jakarta dengan selamat, sehingga saya tidak terlalu memaksakan naik kereta dalam kondisi yang berdesak-desakan,” tandas dia. Akibat banyaknya calon penumpang yang ada, kereta Tegal Arum tidak mampu menampung penumpang dari Stasiun Parujakan. Sehingga calon penumpang dialihkan dengan kereta tambahan Mataremaja jurusan Malang-Jakarta. Terpisah, Humas PT KA Daops III Cirebon Rudi Effendi menyatakan, untuk kereta ekonomi ada batas toleransi berdiri hingga 150%. “Khusus untuk kereta ekonomi banyak penumpang yang terpaksa berdiri karena tidak adanya tempat duduk,” tutur dia. Meski calon penumpang Tegal Arum tidak bisa terangkut dan terpaksa menggunakan kereta tambahan Mataremaja, namun Rudi membantah bila terjadi penumpukan. Sebab, tidak terangkutnya calon penumpang dengan kereta Tegal Arum karena terjadi puncak arus balik yang menggunakan kereta Tegal Arum. “Kalau ternyata dengan kereta tambahan tetap tidak terangkut, kami akan menambah satu gerbong komunitas tanpa tempat duduk yang mampu menampung hingga 100 penumpang,” jelasnya. Rudi juga mengungkapkan, secara umum PT KA Daops III Cirebon pada Senin (13/9) merupakan puncak arus balik, baik yang menggunakan kereta ekonomi, bisnis maupun eksekutif. Khusus untuk penumpang yang menggunakan Cirebon Ekspres dan Argojati mencapai 10 ribu pada hari Senin mengalami kenaikan dibandingkan pada hari Minggu yang hanya 9.100 penumpang. “Pada Senin (13/9) bisa kami katakan telah puncak arus balik Lebaran karena bersamaan dengan berakhirnya pelaksanaan cuti bersama,” ungkap dia. Lantas sampai kapan kereta tambahan akan dioperasikan? Dia mengatakan, keberadaan kereta tambahan khususnya pukul 17.00 dan 21.00 akan dijalankan berdasarkan kebutuhan yang ada. “Bila ternyata okupansi penumpang masih tinggi, maka kereta tambahan tetap akan dijalankan,” tukasnya. (mam)
Kereta Ekonomi Diserbu Penumpang
Selasa 14-09-2010,07:00 WIB
Editor : Dedi Darmawan
Kategori :