CIREBON - Sikap tim kampanye Bamunas-Priatmo (BP) memotong acara secara sepihak Rabu malam (6/2) lalu, dengan memprotes KPU karena dianggap salah memasang visi --tertukar dengan nomor urut 4 Sofyan Sunarko (SS) pada acara aksi damai siap terpilih dan siap tidak terpilih di hotel Grand Tryas --- mendapat sorotan dari tim kampanye calon lain. Juru bicara Azis I Love You (Ailu), Umar Stanis Clau yang juga sayap pemenangan Ano Azis mengaku tidak habis pikir atas perilaku elit politik DPC PDIP Kota Cirebon, Didi Sunardi dan Cicip Awaludin. Keduanya secara tiba-tiba menyabotase acara dengan memotong pembicaraan pembaca acara, dan meminta visi BP yang sebenarnya dibacakan di depan tamu undangan. Sikap itu, kata Umar, tentu saja tidak elegan. Apalagi dilakukan di depan umum dan di tengah acara. Mestinya mereka sebagai politisi memiliki kedewasaan berpikir, bahkan seolah-olah mempermalukan KPU sebagai lembaga negara di depan publik. “Bagaimanapun KPU itu lembaga negara yang menyelenggarakan pesta demokrasi, harusnya dihormati bukan malah dipermalukan seperti itu,” katanya, kemarin. Pria kelahiran Attambua Nusa Tenggara Timur ini mensinyalir, sikap yang ditunjukkan Didi Sunardi sebagai sekretaris DPC dan Cicip Awaludin sebagai Bapilu, justru menunjukkan tanda-tanda sikap kekhawatiran akan kalah. Harusnya bisa disampaikan di forum lain, tapi malah menyampaikan protes yang sebenarnya bukan pada tempatnya. Harusnya internal BP melakukan cross check di internalnya. Bukan malah show of force di depan banyak orang. Padahal itu forum deklarasi damai yang merupakan forum bersama, bukan forumnya BP. “Itu menunjukkan kepanikan tim sukses BP, dan membuktikan tanda-tanda kekalahan mereka atas pasangan Ano Azis,” kata Umar. Soal tudingan ketidaktepatan penulisan visi seperti yang dilontarkan tim kampanye BP pada Rabu malam kemarin, menurut Ketua KPU Didi Nursidi SH MH tidak ada yang salah. Karena saat pencetakan banner leaflet yang berisi foto calon, partai pengusung serta visi calon, semua disesuaikan dengan visi misi yang dikirimkan ke KPU. KPU, kata Didi, khususnya bagian desain sekretariat KPU justru menerima kiriman visi BP juga dari M Jamal selaku tim kampanye. Bahkan Jamal mengirimkan visi BP melalui SMS tertanggal 7 Januari pukul 19.02 WIB. Bunyi SMS itu adalah “Pelayanan publik yang prima meningkatkan harkat hidup rakyat banyak”. Bahkan isi SMS dan pengirimnya juga masih tersimpan di handphone. Namun demikian, KPU tetap menyesuaikan visi misi calon sesuai yang ada dalam rapat paripurna dewan, karena visi misi tersebut akan menjadi rencana pembangunan jangka menengah daerah (RPJMD) yang akan menjadi Perda. “Bentuknya nanti akan ada perbaikan,” kata Didi. Anggota KPU, Subhan Alba MSi menegaskan, pembuatan baliho calon sebenarnya melalui pleno termasuk muncul visi misi dari calon. Karenanya, Subhan menolak apabila KPU dipersalahkan oleh tim kampanye BP yang menganggap KPU salah memasang visi BP di banner sosialisasi. Visi calon, kata Subhan, memang ada yang panjang dan ada juga yang pendek. Bahkan, sebelum KPU mencetak sudah meminta konfirmasi ke tim kampanye khususnya BP, dan saat itu tidak ada persoalan. Justru tim kampanye BP malah mengirimkan visi melalui SMS. “Kalau muncul berita tertukar, jelas tidak benar, KPU bekerja sesuai aturan. Jadi, tidak ada istilah tertukar, tapi semua diketahui tim kampanye,” tegasnya. Tim kampanye BP, kata Subhan, harusnya berterima kasih, karena mereka disosialisasikan visinya, selain foto dan parpol pengusung. Kalaupun tim BP menganggap visi yang tertulis salah, harusnya jauh-jauh hari mereka meminta klarifikasi, bukan tiba-tiba nyelonong dan memotong pembicaraan di saat acara kampanye damai siap terpilih dan siap tidak terpilih. Apalagi sebelum acara di Grand Tryas dimulai, Didi Sunardi sudah diberikan penjelasan oleh bagian teknis KPU. Bahkan ditunjukkan isi SMS yang berisi visi BP dari M Jamal yang juga tim kampanye BP, tapi yang terjadi justru setelah diberikan penjelasan, malah mempermalukan KPU di depan forum. “Mestinya minta klarifikasi ke kami dulu, bukan tiba-tiba memotong acara seperti itu,” sesalnya. Hal senada juga dikatakan anggota KPU, Emirzal Hamdani SE Ak. “Harusnya teman-teman dari parpol, khususnya PDIP bisa menghargai KPU. bagaimanapun KPU adalah lembaga negara yang mesti dihormati, bukan malah dipermalukan di depan umum, seolah-olah KPU telah melakukan kesalahan, padahal kesalahan itu murni dari internal tim kampanye BP. Dan KPU bisa membuktikan itu semua,” katanya. (abd)
KPU Merasa Dipermalukan BP
Jumat 08-02-2013,08:39 WIB
Editor : Dedi Darmawan
Kategori :