KUNINGAN - Puluhan mahasiswa semester 4 Kelas Reguler B dan Reguler C Program Studi S1 Kesehatan Masyarakat (Kesmas) STIKes Kuningan mengadakan aksi sosial turun ke jalan. Mereka menyuarakan bahaya merokok, dan isu-isu terkait rokok. Kegiatan itu serentak diselenggarakan di beberapa tempat, yakni di Alun-alun Desa Kadugede dan di obyek wisata Waduk Darma, akhir pekan kemarin. Rangkaian kegiatan itu dalam rangka memperingati Hari Tanpa Tembakau Sedunia (HTTS). Salah satu mahasiswa Kesmas STIKKu Novia menjelaskan, kegiatan HTTS dilaksanakan pukul 16.00-17.00 WIB. Acara diisi berbagai kegiatan, di antaranya mini karnaval dengan memakai kostum bahaya rokok, edukasi masyarakat tentang bahaya merokok, kampanye anti rokok sepanjang jalan dari kampus STIKes Kuningan hingga Alun-alun Desa Kadugede, dan pemeriksaan tekanan darah bagi masyarakat. \"Kami juga mengajak masyarakat untuk berkomitmen dan mendukung gerakan pengendalian tembakau, dengan menyuarakannya dalam aksi tanda tangan bersama,\" kata Novia. Kegiatan aksi sosial itu selain merupakan salah satu implementasi praktik lapangan dalam mata kuliah Pengembangan dan Pengorganisasian Masyarakat, juga dapat mengedukasi dan meningkatkan kesadaran, masyarakat terkait dengan bahaya merokok. Menurutnya, sangat penting sekali sebagai mahasiswa menyuarakan bahaya merokok dan dampak merokok. Karena zaman sekarang bukan hanya orang dewasa, namun remaja laki-laki saat ini. \"Yang lebih memprihatinkan lagi, remaja perempuan sudah banyak yang merokok. Parahnya lagi anak-anak kecil pun sudah banyak yang merokok karena mereka beranggapan jika tidak merokok berarti tidak gaul,\" papar Mei Ulvah salah satu mahasiswa Kesehatan Masyarakat yang ikut terlibat dalam aksi sosial ini. Dia pun menyayangkan generasi muda yang seharusnya menjadi Agent of Change malah harus dirusak zat berbahaya itu. Selain itu, ia juga menjelaskan bahwa prevalensi merokok di Indonesia saat ini sudah sangat memprihatinkan. Dia berharap, pemerintah Kabupaten Kuningan dan masyarakat ikut bersama menyuarakan kebenaran dan demi kesehatan bersama. Dengan tidak merokok, berhenti merokok dan tidak menampilkan iklan rokok yang nantinya akan dikonsumsi khalayak umum, khususnya remaja dan anak-anak. \"Dampak merokok itu memang benar adanya. Terasanya tidak sekarang, tapi nanti,\" tegasnya. Masyarakat ikut mendukung antusias aksi sosial mahasiswa STIKKu yang menyuarakan anti merokok. \"Say No to Smoking,\" teriak Muhamad Syuaibatul, salah satu mahasiswa Kesehatan Masyarakat yang ikut tergabung dalam aksi sosial itu. Syuaibatul berharap, masyarakat khususnya para perokok aktif bisa sadar akan dampak yang ditimbulkan aktivitas merokok. Sehingga dapat berhenti melakukan aktivitas merokok. \"Lebih fokus saja terhadap penerapan pola hidup sehat. Seperti rajin berolahraga dan sebagainya,\" harap Syuaibatul. Dosen pengampu mata kuliah Pengembangan dan Pengorganisasian Masyarakat Fitri Kurnia Rahim berharap, ada upaya penanggulangan masalah rokok di Kabupaten Kuningan. Pemerintah Kabupaten Kuningan bisa segera membuat dan mengimplementasikan Peraturan Daerah (Perda) Kawasan Tanpa Rokok (KTR) sebagai upaya penanggulangan masalah rokok. \"Rokok ini bisa berdampak terhadap peningkatan prevalensi kejadian penyakit tidak menular baik bagi perokok aktif maupun pasif (yang terpapar asap rokok) seperti penyakit stroke, hipertensi, kanker paru, dan lainnya\", harapnya. (muh)
Mahasiswa STIKKu Edukasi Masyarakat tentang Bahaya Merokok
Selasa 05-06-2018,08:08 WIB
Editor : Husain Ali
Kategori :