Keju Khas Arab yang Favorit

Rabu 06-06-2018,05:05 WIB
Reporter : Husain Ali
Editor : Husain Ali

TRADISI  itu tak akan pernah hilang. Ya, ratusan ribu jemaah dari berbagai negara berbuka puasa di Masjid Nabawi, Madinah, saat Ramadan dan pada bulan-bulan puasa sunah. Membagikan takjil dan makanan untuk buka puasa sudah menjadi tradisi warga Madinah sejak ratusan tahun lalu. Sekitar 30 menit sebelum waktu berbuka tiba, lembaran plastik sepanjang 15 meter-an atau sufroh digelar membentuk barisan saf di dalam dan pelataran masjid. Bekerja secara cepat dan terkoordinasi, petugas meletakkan makanan dan minuman di atasnya dengan rapi. Takjil yang dibagikan di Masjid Nabawi sangat khas. Sama dengan takjil di masjid besar lain di Madinah, seperti Masjid Quba. Bahkan menu takjil ini jadi rujukan banyak masjid besar di seluruh dunia. Apalagi buat yang merasa rindu pernah berbuka puasa di Masjid Nabawi. Menu-menu unik takjilnya yakni air zamzam (20 ribu galon per hari). Kurma dan kopi Arab. Kurma jumlahnya ribuan. Jenisnya kurma ajwa dan ruthob atau kurma muda yang manis. Kopi Arab (qahwa) yang kaya rempah. Ada pula teh kurma dan teh hijau hangat. Lalu Laban dan roti tamis. Laban adalah yogurt Arab yang terbuat dari susu sapi atau domba yang difermentasi. Cara mengonsumsinya adalah dicocol dengan roti tamis khas Arab. Walaupun hanya makan ini, rasanya cukup mengenyangkan. Ada juga Sambusa. Campuran daging sapi dengan kacang-kacangan khas Arab dan kentang. Yang paling favorit adalah yang berisi keju Arab yang terbuat dari susu kambing. Lalu ada Duqqah. Kacang-kacangan, biji-bijian, dan rempah-rempah khas Arab yang ditumbuk jadi satu. Jus buah atau susu segar menyertakan jus atau susu  dalam takjil. Ada lagi nasi mandhi. Rasanya enak dan bikin kenyang.  (*/bersambung)

Tags :
Kategori :

Terkait