Inflasi Kota Cirebon Lebih Baik dari Jawa Barat

Kamis 07-06-2018,19:03 WIB
Reporter : Husain Ali
Editor : Husain Ali

CIREBON - Perekonomian Kota Cirebon berada di tren positif. Dilihat dari tingkat inflasi Mei, rata-ratanya berada di bawah Jawa Barat. Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Cirebon, Abdul Majid Ikram mengungkapkan, Mei ini capaian inflasi Kota Cirebon hanya 0,16. Atau secara year to date (YtD) akumulasi dari Januari hingga Mei hanya 1,4. Angka itu lebih baik bila dibandingkan Jawa Barat di bulan Mei 0,28 dan YtD 1,73. Sementara untuk nasional 0,21 dan YtD 1,3. “Nasional hampir sama dengan kita,\" ujar Kepala KPw BI Cirebon, Abdul Majid Ikram, dalam sesi konferensi pers, Rabu (6/6). Laju inflasi yang rendah menurut Abdul, tidak lepas dari kinerja Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) dan peran serta masyarakat yang mampu membuat pergerakan harga beberapa komoditas cenderung stabil. BI juga beberapakali berupaya menggelar operasi pasar murah dan inspeksi selama Ramadan. \"Beberapa komoditas yang tadinya diduga akan mengalami kenaikan, ternyata harganya bisa bergerak relatif stabil,\" katanya. Upaya lain yang menjadi keberhasilan pengendalian inflasi juga sebelumnya telah disampaiakan kepada alim ulama. Melalui tokoh agama, masyarakat diedukasi lebih bijak membelanjakan uangnya di bulan Ramadan dan jelang lebaran. Di bulan Mei, Abdul menambahkan, beras memberikan andil negatif karena secara umum harganya mengalami penurunan. Walaupun masih ada beberapa komoditas yang mengalami kenaikan seperi harga telur ayam, daging ayam ras, mi kering dan tempe. Dalam dua pekan ke depan saat memasuki libur lebaran diharapkan libur, perekonomian juga diharapkan bisa bergerak. Terutama dalam sektor perdagangan, hotel, dan restoran. Kepala Seksi Statistik Distribusi Kota Cirebon, Pepen Supena S Si merinci, dari tujuh kelompok pengeluaran, tiga kelompok pengeluaran mengalami inflasi dan tiga kelompok mengalami deflasi. Kelompok bahan makanan mengalami inflasi sebesar 0,27 persen, kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau mengalami inflasi sebesar 0,18 persen, KELOMPOK Perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar mengalami deflasi sebesar 0,02 persen, kelompok Sandang mengalami deflasi 0,61 persen, kelompok Kesehatan mengalami inflasi 2,24 persen; dan kelompok Transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan mengalami deflasi sebesar 0,04 persen. Sementara kelompok Pendidikan, rekreasi, dan olahraga tidak mengalami perubahan indeks harga konsumen. \"Kelompok yang memberikan andil inflasi terbesar adalah Kesehatan sebesar 0,0878 persen. Sementara Sub kelompok yang memberikan andil inflasi terbesar adalah Telur, Susu, dan Hasil-hasilnya, yaitu sebesar 0,1255 persen,\" tukasnya. (apr)

Tags :
Kategori :

Terkait