Bagaimana Efek Libur Panjang Bagi Industri Hotel di Cirebon

Senin 18-06-2018,11:00 WIB
Reporter : Dedi Haryadi
Editor : Dedi Haryadi

CIREBON-Libur lebaran yang lebih panjang belum memperlihatkan indikasi peningkatan okupansi hotel di Kota Cirebon. Tingkat hunian kamar relatif sama dibanding tahun lalu. Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kota Cirebon Imam Reza Hakiki mengungkapkan, rata-rata hotel di kota Cirebon mengalami okupansi 90 hingga 100 persen di H-1, H+1 dan H+2 lebaran. Polanya setiap tahun hampir sama. \"Full hanya beberapa hari normal setelah lebaran,\" ujar Imam, kepada Radar, Minggu (17/6). Kiki belum menganalisa apakah libur lebaran yang lebih panjang bisa memberikan dampak pada bisnis hotel. Data hunian masih harus dilihat perkembangannya hingga H+5. Tetapi secara umum, setelah akses tol Trans Jawa terhubung, ada dampak tersendiri pada industri perhotelan. Positifnya kemudahan akses untuk berkunjung jadi lebih mudah dan wisatawan semakin banyak. Negatifnya, bisa jadi wisatawan ini hanya berkunjung dalam waktu singkat. \"Kalau wisata kita daya tariknya kurang kuiat, mereka bisa PP (pulang pergi) karena ada tol jadi memungkinkan,” tuturnya. Pihaknya pun berharap pemerintah dan pelaku usaha lainnya bisa memberikan daya tarik baru untuk memanjakan wisatawan. Sehingga Kota Cirebon tidak hanya jadi destinasi wisata yang sehari singgah, tapi bisa menahan orang untuk berlama-lama. Public Relations Metland Hotel Cirebon Wily Asih mengungkapkan lebaran tahun ini H+2 dan H+3 kamar sudah full booked. Ia mengungkapkan semenjak adanya tol dan berbagai kemudahan akses menuju Cirebon okupansi memang mulai ada gejala penurunan. \"Biasanya sebelum hari H lebaran juga sudah penuh,\" terangnya. Meski begitu pihaknya pun masih menunggu perkembangan okupansi di hari berikutnya karena libur lebaran masih panjang. \"Kita lihat perkembangannya samapi tanggal 20 ini,\" tukasnya. (apr)

Tags :
Kategori :

Terkait