Walah, Atap Rumah Ambruk, Nyaris Makan Korban

Selasa 19-06-2018,15:00 WIB
Reporter : Dedi Haryadi
Editor : Dedi Haryadi

CIREBON–Anita (19) warga Dusun Ketileng, Desa Penpen, Kecamatan Mundu, Kabupaten Cirebon, masih berada di dalam kamarnya bersama anaknya. Tiba-tiba terdengar suara gemeretak seperti susunan kayu yang patah dari bagian atap rumahnya. Masih dengan perasaan kebingungan dan takut, tak lama kemudian setelah suara gemeretak tersebut muncul, seketika seluruh bagian atap rumahnya langsung ambrol. Anita yang saat itu berada dalam kamar langsung berdiri memepet tembok agar tidak terkena pecahan genteng dan kayu atap rumahnya. “Saya lagi sama anak saya yang masih bayi, saya pegangin terus kepalanya takut ketimpa genteng atau kayu,” ujar Anita saat ditemui Radar Cirebon sesaat setelah rumahnya ambruk, Senin (18/6). Rumah yang ditinggali Anita bersama suami dan anaknya tersebut adalah rumah keluarga. Ia tinggal di rumah tersebut dengan kedua orang tuanya dan saudara-saudaranya yang lain. Total ada delapan jiwa yang tinggal di dalam rumah tersebut. “Ini rumah keluarga, kata orang tua sudah sekitar 30 tahunan belum pernah direhab. Tidak ada uang, untuk makan aja masih suka kurang,” imbuhnya. Sementara itu, Karniti (60) ibu kandung Anita kepada Radar Cirebon mengatakan, saat kejadian sebagian anggota keluarga memang sedang tidak berada di rumah. Ia sendiri saat itu tengah berada di sawah untuk membantu tetangganya menanam padi. “Suami lagi siap-siap mau bikin batu bata, kerjanya kan serabutan. Kalau ada yang nyuruh baru kerja. Kalau ibu di sawah, tadi juga dijemput di sawah, dikasih kabar katanya rumah ambruk,” tutur Karniti. Saat ini menurut Karniti, keluarganya belum tahu akan bermalam atau pun mengungsi kemana. Pasalnya, keluarga besarnya tinggal sangat jauh di Desa Lebakmekar, Kecamatan Greged, Kabupaten Cirebon. “Palingan bikin tenda dulu dari terpal, tapi ini juga bingung nggak ada terpalnya, tadi sudah ada dari pemerintah desa yang datang, langsung moto-moto terus pergi lagi,” jelasnya. Beruntung menurut Karniti dalam insiden tersebut tidak ada korban jiwa. Ia mengaku lega karena seluruh anggota keluarganya selamat. Namun demikian, ia tidak bisa menutupi kebingungannya, Karniti masih belum tahu biaya yang akan digunakan untuk memperbaiki rumahnya. “Buat makan saja susah, boro-boro buat beresin rumah. Ya paling ngumpulin dulu, tapi ya lama. Buat makan hari ini saja kita belum punya, nasi yang dimasak pagi-pagi sudah bercampur dengan material runtuhan,” ungkapnya. (dri)

Tags :
Kategori :

Terkait