Petani Garam Kelimpungan Masih Ada Hujan

Selasa 26-06-2018,14:34 WIB
Reporter : Husain Ali
Editor : Husain Ali

CIREBON - Cuaca buruk yang terjadi beberapa hari terakhir di Kabupaten Cirebon, membuat para petani garam kelimpungan. Pasalnya, hujan yang kerap turun di sore hingga malam hari tersebut, membuat aktivitas produksi garam tidak maksimal. Bahkan jika hujan terus berlanjut, hampir dipastikan musim garap lahan garam untuk tahun ini, terancam gagal atau musim garap lahan garam bakal lebih singkat dari tahun-tahun sebelumnya. Ratam, salah satu petani garam yang ditemui Radar di Blok Kandawaru, Desa Waruduwur mengatakan, saat ini harga garam krosok beberapa hari terakhir sudah merangkak naik, meskipun tidak terlalu signifikan. “Harga garam sudah mulai naik. Kemarin sebelum hujan turun itu sekitar tiga atau empat hari yang lalu, harganya masih Rp1.300, sekarang sudah berangsur naik dari Rp1.500, Rp1.800 dan sekarang di beberapa tempat bahkan ada yang sampai Rp2.000,” ujar Ratam kepada Radar, Senin (25/6). Namun demikian, meskipun harga garam saat ini sedang naik, para petani tidak terlalu bisa menikmati. Pasalnya, saat ini hanya beberapa petani saja yang masih melakukan panen dan jarang sekali petani yang punya simpanan garam. “Sudah tiga hari terkahir cuaca mendung terus, panas matahari kurang, bikin garam jadi lebih lama. Belum lagi kalau hujan besar, garam yang sudah jadi dan masih berada di tambak lebur lagi jadi air. Kita tidak bisa produksi maksimal,” imbuhnya. Cuaca yang tidak menentu yang terjadi saat ini, menurut Ratam, biasanya masih akan terjadi selama beberapa minggu ke depan. Bahkan, sampai bulan depan. Menurutnya, cuaca sendiri diprediksi akan mulai normal menjelang bulan Agustus 2018. “Kalau sudah begini biasanya awet. Paling prediksinya mulai panas normal itu sekitar Agustus. Jadi, ada beberapa petani garam yang sementara berhenti dulu karena hujan masih sering turun,” jelasnya. Sementara itu, Aktivis Cirebon Timur, Rizky Pratama kepada Radar mengatakan, pemerintah harus segera menemukan terobosan untuk membantu para petani garam yang seringkali terkendala persoalan cuaca. “Dari dulu itu kan masalah petani garam tentang cuaca yang tidak menentu dan tidak bisa menyimpan hasil panen, karena tidak ada gudang dan lemah dari permodalan. Sehingga menjadi objek para bakul. Ini harus ada pendampingan dari pemerintah. Ada program dan terobosan yang dikeluarkan oleh pemkab,” ungkapnya. (dri)

Tags :
Kategori :

Terkait