Pedagang Pasar Pagi Gelisah Jelang Renovasi, Ini Penyebabnya

Jumat 29-06-2018,13:00 WIB
Reporter : Dedi Haryadi
Editor : Dedi Haryadi

CIREBON–Renovasi Pasar Pagi mestinya jadi kabar baik untuk pedagang. Nyatanya mereka malah gelisah. Muncul kekhawatiran persoalan Pasar Balong menimpa mereka. Hal ini yang membuat beberapa pedagang menahan pembayaran uang muka (down payment/DP).  “Saya lebih hati-hati. Wanti-wanti saja, khawatir seperti Pasar Balong,” ujar salah seorang pedagang, Sukirno (38), kepada Radar, Kamis (28/6). Seperti diketahui, rencana revitalisasi Pasar Balong sampai saat ini tak kunjung ada kejelasan. Padahal pedagang sudah membayarkan DP kepada developer. Masalah perizinan yang tak kunjung tuntas, membuat pekerjaan fisik pun urung dilakukan. Polemik ini membuat kekhawatiran pedagang di Pasar Pagi jadi beralasan. Saat pemberitahuan ada rencana renovasi, pengelola pasar dan pedagang memang telah menyepakati adanya pembayaran DP sewa kios sebesar 25 persen. Tapi, beberapa pedagang memilih menunggu kepastian sebelum membayarkan tanda jadi. \"Ini kan belum jelas kapan pembangunanya. Katanya dana pembangunan belum ada, takutnya kami ini bernasib sama seperti Pasar Balong,” ucap Sukirno, menambahkan. Pedagang juga punya pertimbangan lain. Salah satunya terkait prospek Pasar Pagi. Beberapa tahun belakangan, pengunjung sudah tak seramai dulu. Harga sewa yang dibayarkan saat ini yakni Rp5,5 juta sering tak tertutup dengan omzet penjualan. Bahkan mremaan lebaran hanya sebatas balik modal. \"Dulu sebelum zaman Suharto lagi rame-ramenya,\" katanya. Bukan hanya itu, pedagang juga dibuat tidak nyamah dengan banyaknya pedagang kaki lima (PKL) yang berjualan di depan pasar. Keberadaan pengamen juga tidak kalah mengganggu. Mereka kerap masuk ke dalam kios. Pengunjung tentu dibuat tidak nyaman. Sukirno juga meminta Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Pasar Berintan membenahi hal ini. PKL dan pengamen perlu ditertibkan untuk kenyamanan pembeli. “Kami ini kan bayar sewa, bayar retribusi. Mana pelayanannya? Ketertibannya?,\" tanya dia. Bila renovasi dilakukan, Sukirno meminta ada penertiban PKL dan pengamen. Bila itu tidak dilakukan, pedagang akan terus terganggu. Pengunjung juga tidak akan nyaman. Pernyataan itu diamini pedagang lain yang tak mau disebutkan namanya. Tuntutan pedagang dirasa wajar, mengingat retribusi di Pasar Pagi terus meningkat. \"Kemahalan, harga kios naik, retribusi naik. Sehari Rp25 ribu retribusinya saja,” keluhnya. Hal ini dirasakan berat, karena pengunjung kian sepi. Juragan kios ini pun keteteran. Dari 13 kios yang dikelola, sisa 7 kios. Pedagang lain juga begitu. Banyak yang masih berlangsung sewanya, tapi sudah tak berjualan. “Boleh dong kita minta. Kita kan bayar. Kalau ada renovasi, ya ada penataan juga,” katanya. Dikonfirmasi terpisah, Kepala Urusan Retribusi Pasar Pagi, Rionaldi mengungkapkan, renovasi dilakukan Juli mendatang. Dalam renovasi ini tak akan ada pasar darurat, pedagang akan diungsikan sebagian ke bagian atas secara bergiliran. Tersedia tempat sementara untuk pedagang di atas dengan kapasitas 100 orang. Saat ini pedagang los dan petian ada seitar 800, nanti mereka digilir untuk direnovasi. Begitu seterusnya hingga pekerjaan tuntas. Sementara untuk kios yang akan direnovasi adalah keramik,m rolling door, hingga pengecatan ulang. Proses renovasi pun tak akan mengganggu aktivitas penjualan. Usai serangkaian perbaikan, harga sewa tentu akan naik sekitar 10-20 persen. Lama sewa yang sebelumnya 20 tahun menjadi hanya 10 tahun. Bagaimana dengan retribusi? Rionaldi membenarkan ada kenaikan. Namun perubahan itu dilakukan bertahap sesuai dengan Peraturan Walikota (Perwali) 12/2011. “Setiap tahun kan ada penyesuaiannya,” jelasnya. Pedagang, kata dia, kerap menunda pembayaran retribusi yang sudah disesuaikan. Hal ini yang membuat mereka merasa berat, karena harus membayar secara komulatif. Retribusi di Pasar Pagi sendiri ditetapkan sebesar Rp700/meter. Sehingga masing-masing kios membayar retribusi berbeda. Sementara itu, Direktur Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Pasar Berintan, Akhyadi SE mengungkapkan, mayoritas pedagang Pasar Pagi memang sudah jatuh tempo kontrak. Mereka ingin memperpanjang kontraknya selama 10 tahun ke depan. Kurang lebih ada sekitar 700-800 pedagang yang ada di sana. \"Proses revitalisasinya mudah-mudahan bisa selesai sebelum tahun 2018 akhir,\" ujar Akhyadi, kepada Radar, Selasa (26/6). Revitalisasi Pasar Pagi tersebut akan dilakukan guna menata kembali suasana Pasar Pagi. Terutama di bagian belakang pasar khusus bagi yang los belakang, los basah maupun los kering yang nantinya akan dipisahkan. “Mudah-mudahan Agustus sudah bisa jalan, akhir tahun beres,” katanya. Rencana mulai pembangunan revitalisasi pada Agustus mendatang tersebut akan meliputi berbagai penataan. Dimulai dari los basah dan kering yang akan dipisahkan, kemudian jalur tengahnya akan dibuatkan sarana parkir. Termasuk dengan akses jalan dan lantai kramik sepanjang los pasar. Hal tersebut guna meningkatkan kenyamanan pedagang maupun pembeli yang bertransasksi di Pasar Pagi. \"Rencana kami ingin menata yang bagian bawah, karena memang bangunan atas itu milik PGC (Pusat Grosir Cirebon),” tuturnya. Dari pantauan Radar di Pasar Pagi, lantai bawah memang perlu sentuhan baru. Akses parkir juga menjadi salah satu yang dikeluhkan pengunjung. (apr/myg)

Tags :
Kategori :

Terkait