Penikmat Kopi Naik, Tingkat Produksi Turun

Senin 02-07-2018,23:02 WIB
Reporter : Husain Ali
Editor : Husain Ali

MAJALENGKA - Kapasitas produksi kopi di Indonesia berbanding terbalik dengan tren meningkatnya tingkat konsumsi masyarakatnya. Hal ini menjadikan peluang sekaligus ancaman bagi para pihak yang bergelut di sektor usaha kopi, mulai dari hulu hingga ke hilirnya. Demikian disampaikan Direktur Eksekutif Suatainable Coffe of Indonesia (Scopi) Veronica Herlina dalam seminar kopi yang digelar Fakultas Pertanian Unma, kemarin (30/6). Menurutnya, dari data yang ada, tingkat produksi kopi dunia saat ini naik 1,5 persen, tapi tingkat produksi kopi di Indonesia justru turun 6,7 persen. Sedangkan, penikmat kopi di Indonesia terus naik. Saat ini, lanjutnya, Indonesia masih menempati negara produsen kopi terbesar keempat di dunia di bawah Brazil, Vietnam, dan Kolombia. “Dari 200 orang di Indonesia, perbandingannya hanya empat orang yang tidak ngopi atau tidak mengkonsumsi kopi. Tapi tingkat produksi kopi turun,” paparnya. Karena itu, pihaknya Scopi telah bekerja sama dengan pemerintah pusat, juga dengan sejumlah pemerintah provinsi termasuk Jawa Barat dan puluhan pemerintah daerah untuk meningkatkan produksi kopi. Baik itu dari segi kuantitasnya maupun dari grade kualitasnya. Agar kopi produksi Indonesia tidak hanya mampu memenuhi permintaan pasar, tapi mampu bersaing grade kualitasnya dengan negara penghasil kopi lainya. Salah satunya, kata Veronica, yang tengah dijajaki adalah dengan Universitas Majalengka yang tengah merintis pembinaan dan penyuluhan terhadap para petani maupun kelompok tani penghasil kopi. “Kebetulan di Majalengka ada salah satu daerah penghasil kopi yang kualitas bijinya sedang naik daun, yakni dari daerah Lemahsugih,” ujarnya. Dekan Fakultas Pertanian Sri Ayu Andayani mengatakan, cara produksi dan metode petani kopi di Lemahsugih masih tradisional. Sehingga perlu dilakukan beberapa pendekatan dan pembiasaan metode agar mereka dapat menghasilkan nilai tambah dari usaha bercocok tanam kopi ini. Seminar tersebut juga diisi paparan pemateri dari otoritas jasa keuangan (OJK) Kantor Regional II Jawa Barat, Bank bjb, serta pelaku usaha kedai kopi apik. Setelah seminar, dilakukan pelatihan cara menyedu biji kopi secara manual, sekaligus dilombakan bagi para pelaku usaha maupun perintis usaha kedai kopi yang mayoritas anak-anak muda. (azs)

Tags :
Kategori :

Terkait