Musim Angin Tonggar, Tangkapan Rajungan di Indramayu Merosot

Minggu 08-07-2018,21:00 WIB
Reporter : Dedi Haryadi
Editor : Dedi Haryadi

INDRAMAYU-Seminggu terakhir aktivitas di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Desa Sukahaji, Kecamatan Patrol, sepi. Tak ada transaksi jual beli udang dan rajungan yang menjadi hasil tangkapan utama para nelayan trasidsional di sana. Gara-garanya, laut lagi diterpa cuaca ekstrem di musim kemarau. Nelayan di sana menyebutnya angin Tonggar atau angin selatan. Sesuai namanya, angin ini bertiup dari arah selatan menuju utara. “Angin Tonggar ini bahaya dan sulit diprediksi. Kencang, bikin ombak laut tinggi. Perahu nelayan yang kecil bisa terbalik,” kata pengurus TPI Sukahaji, Kecamatan Patrol, HM Thamrin kepada Radar Indramayu. Kondisi itulah yang membuat nelayan pantura di Desa Sukahaji dan Bugel enggan melaut. Apalagi, mayoritas armada nelayan merupakan perahu kecil dengan jarak tempuh pendek. Keengganan nelayan juga dipengaruhi hasil tangkapan yang dipastikan minim. Sebab, angin Tonggar membuat udang dan rajungan terseret ke tengah laut. Nelayan akan sulit menangkapnya. Risikonya juga besar. Beda dengan musim angin baratan yang membawa ikan menepi ke pinggir laut. Thamrin menyebutkan, dengan kondisi seperti itu, transaksi lelang di TPI Sukahaji merosot tajam. Jika pada Mei mencapai Rp32 juta serta bulan Juni Rp25 juta, maka memasuki awal Juli ini pemasukan baru sebesar Rp5 jutaan.  “Mudah-mudahan musim angin Tonggar bisa cepat selesai. Perkiraan sih minggu depan, tapi sekarang cuaca sulit sekali diprediksi,” keluh dia. Senada dilontarkan Suwanda (60), salah seorang nelayan. Dia merasakan sejak sepuluh tahun terakhir cuaca dan iklim sangat sulit diprediksi. Padahal dijaman dia muda, bisa menebak cuaca dua jam mendatang atau sebelum dia berangkat ke tengah laut mencari ikan. “Bisa diterka pakai ilmu bintang sama insting. Sekarang sulit diprediksi, alamnya sudah beda,” kata dia. (kho)

Tags :
Kategori :

Terkait