Baru Panen, Garam di Cirebon Hanya Dihargai Rp 800 per Kilogram

Selasa 10-07-2018,11:29 WIB
Reporter : Dian Arief Setiawan
Editor : Dian Arief Setiawan

Petani garam di Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, menjerit. Betapa tidak, hasil panennya hanya diihargai Rp 800 per kilogram.
Seperti dialami salah seorang petani garam asal Desa Rawaurip, Kecamatan Pangenan, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat (Jabar). Mereka mengeluh karena hasil garam yang ditambak selama sebulan dihargai sangat murah.
Yusuf, 45, petani garam asal Kecamatan Pangenan mengaku kaget dengan hasil produksi garam yang harganya sangat murah. Padahal bulan lalu, garamnya masih terjual Rp 2.000 per kg. \"Padahal ini musim kemarau. Tapi harga garam terus merosot setiap minggu. Harganya memang benar-benar anjlok,\" ujar Yusuf, Senin (9/7).
Harga garam lokal yang berangsur anjlok diduga karena permainan tengkulak. Para petani garam di wilayah Pangenan rata-rata diberi pinjaman oleh tengkulak. Sehingga saat musim panen garam, para petani tidak berani mematok harga yang tinggi. Mengingat mereka punya utang kepada tengkulak sebagai pemodal.
Modal yang diberikan tengkulak kepada petani garam sebesar Rp 500.000 hingga Rp 1.500.000. \"Karena punya utang, kebanyakan petani menjual garam tidak ke luar. Tapi ya ke tengkulak itu,\" ungkap Yusuf.
Harga garam terus berangsur merosot selama sebulan terakhir. Dari Rp 2.000 per kg, turun menjadi Rp 1.600 per kg. Selang seminggu kemudian, harga garam kembali turun dari Rp 1.600 menjadi Rp 1.200 per kg. Terakhir, harga garam tinggal Rp 800 per kg.
\"Rata-rata petani garam untuk meningkatkan hasil produksi, mencari modal tambahan ke pemodal (tengkulak). Jadi petani tidak bisa menentukan harga sendiri,\" paparnya.
Keluhan serupa disampaikan petani garam lainnya, Yanto, 42. dia mengaku hanya bisa pasrah dengan harga jual garam yang tidak sesuai dengan harapan.
Untuk memenuhi target produksi masih belum tercukupi mengingat penghasilan biaya pengolahan tambak dengan hasil jual tidak sebanding. Ia mengaku heran, padahal periode Juni-Juli sudah masuk musim kemarau. Sehingga kualitas garam pun lebih baik di saat musim hujan.
\"Tahun lalu saja, kemarau panjang hasil panen sedikit. Apalagi sekarang, baru panen tapi harganya sangat murah,\" keluh Yanto. (wiw/JPC)
Tags :
Kategori :

Terkait