Wajah Penyelam Asing Selamatkan 12 Remaja di Gua Tham Luang

Kamis 12-07-2018,15:42 WIB
Reporter : Dian Arief Setiawan
Editor : Dian Arief Setiawan

Para penyelam yang turut dalam upaya penyelamatan 12 remaja dan pelatih mereka dari gua di Thailand berasal dari berbagai negara.

Sedemikian beragamnya asal para penyelam, boleh dibilang operasi tersebut berskala global—walau Angkatan Laut Thailand juga turut andil. Identitas orang-orang yang terlibat belum banyak tersebar mengingat hanya sedikit di antara mereka yang mau berbicara. Inilah sebagian dari mereka:

John Volanthen dan Richard Stanton

Suara John Volanthen merupakan yang pertama kali didengar ke-12 remaja dan pelatih mereka setelah sembilan hari terperangkap di dalam gua. Volanthen dan dua rekannya yang sesama warga Inggris, Richard Stanton dan Robert Harper, diminta aparat Thailand untuk membantu upaya penyelamatan. Ketiganya tiba di Thailand tiga hari setelah kelompok remaja tersebut menghilang. Volanthen sendiri sejatinya berprofesi sebagai konsultan teknologi informasi, sedangkan Stanton adalah mantan petugas pemadam kebakaran. Keduanya merupakan anggota Tim Penyelamatan Gua di Wales bagian tengah dan selatan. Mereka telah berpartisipasi dalam sejumlah operasi penyelamatan gua, termasuk di Norwegia, Prancis, dan Meksiko.

Richard Harris

Dr Harris, dari Adelaide di Australia, punya pengalaman menyelam selama berpuluh tahun. Dialah yang memeriksa kondisi kesehatan para remaja dan pelatihnya di gua, kemudian memberi lampu hijau bagi operasi penyelamatan. Jika para remaja itu terlalu lemah, upaya penyelamatan dengan cara menyelam akan sangat berbahaya. Sebagaimana dilaporkan sejumlah media, Dr Harris turut andil dalam penjelahan menyelam di gua Australia, Cina, Pulau Christmas, dan Selandia Baru. Pria yang mendapat pelatihan khusus di bidang anestesi ini juga spesialis medis di bidang ekspedisi dan operasi penyelamatan. Pada 2011, dia memulangkan jenazah rekannya, seorang penyelam gua berpengalaman bernama Agnes Milowka yang kehabisa udara dalam ekspedisi sulit di Australia Selatan. Ditengarai bahwa partisipasinya dalam upaya penyelamatan di Thailand diminta secara khusus oleh para penyelam Inggris.

Penyelam AL Thailand

Berbagai kesatuan elite militer Thailand ambil bagian dalam upaya penyelamatan di gua. Salah satu personelnya adalah seorang dokter yang dikenal bernama Pak Loharnshoon. Tiga personel lainnya secara sukarela mendampingi para remaja setelah mereka ditemukan sepekan lalu. Dalam tayangan video yang dibagikan kesatuan SEAL Angkatan Laut Thailand, terlihat dokter Pak memberikan obat-obatan pada luka ringan yang dialami para remaja. Empat personel SEAL tampak menjadi orang terakhir yang meninggalkan gua pada Selasa (10/7) malam.

Saman Gunan

Pria berusia 38 tahun ini adalah penyelam purnawirawan AL Thailand yang sukarela berpartisipasi dalam upaya penyelamatan. Saat akan keluar dari Gua Tham Luang setelah mengantarkan tabung-tabung udara, dia kehilangan kesadaran. Rekan menyelamnya mencoba menyadarkan dia kembali, tapi gagal. Jenazahnya kemudian dibawa keluar dari gua. Istri Gunan mengatakan kepada BBC: \"Suami saya disanjung layaknya pahlawan karena sosok dia. Dia amat suka membantu sesama, melakukan kerja amal, dan menuntaskan pekerjaan.\" Laksamana Muda, Arpakorn Yookongkaew, berkata pada saat Saman Gunan meninggal dunia: \"Kami tidak akan menghentikan misi kami. Kami tidak akan membiarkan pengorbanan teman kami menjadi sia-sia.\"

Ben Reymenants

Pria asal Belgia ini mengelola sebuah toko peralatan selam di Phuket, Thailand. Dia ditengarai menjadi kelompok penyelam pertama yang menemukan ke-12 remaja dan pelatih mereka pada Senin (2/7).

Claus Rasmussen

Berasal dari Denmark, Rasmussen telah bermukim selama bertahun-tahun di Thailand dan bekerja untuk beberapa sekolah menyelam. Saat ini merupakan instruktur bersama perusahaan Ben Reymenants, Blue Label Diving. Dia telah menyelam di seantero Asia dan bekerja di beberapa negara di Asia Tenggara.
Mikko Paasi mengunggah foto di Facebook, yang memperlihatkan Claus Rasmussen di gua.

Mikko Paasi

Pria asal Finlandia ini merupakan pendiri pusat kursus menyelam di Pulau Koh Tao, Thailand. Spesialisasinya adalah teknik menyelam, termasuk menyelam di gua dan di antara reruntuhan. Pada 2 Juli, hari ketika ke-12 remaja dan pelatih mereka ditemukan, istri Mikko menulis di Facebook bahwa dia membelikan tiket untuk suaminya ke Chiang Rai untuk bergabung dengan upaya penyelamatan. Hari itu adalah hari ulang tahun pernikahan mereka yang kedelapan.
Mikko Paasi adalah satu dari sekian banyak penyelam yang membawa 12 remaja dan pelatih mereka ke luar dari gua.

Ivan Karadzic

Karadzic hijrah dari Denmark ke Koh Tao selang beberapa tahun setelah Mikko Paasi mendirikan pusat kursus menyelam. Kini, mereka mengelola tempat itu bersama. Dia menceritakan kepada BBC mengenai perasaan deg-degan yang dia alami ketika melihat remaja pertama dan seorang penyelam mendekatinya dari kejauhan. Pasalnya, Karadzic tidak tahu apakah itu \"korban atau bocah\" selamat. Perasaannya seketika lega ketika menyadari bahwa bocah itu selamat. Menanggapi kematian penyelam Saman Gunan, Karadzic menulis pada dinding akun Facebook mendiang: \"Beristirahatlah dengan tenang. Anda adalah seorang pahlawan dan kami tidak lupa pengorbanan Anda.\"

Erik Brown

Brown berasal dari Vancouver, Kanada, dan berprofesi sebagai instruktur teknik menyelam. Dia mulai menyelam lebih dari 10 tahun lalu dan turut mendirikan Team Blue Immersion—kursus teknik menyelam di Mesir. Pada Selasa (10/7) malam, dia menulis di Facebook bahwa dia telah melakukan tujuh misi menyelam dalam sembilan hari. Artinya, dia telah menghabiskan 63 jam di dalam Gua Tham Luang.
Erik Brown (kiri), Mikko Paasi (tengah) dan Claus Rasmussen (kanan) 
  (bbc/wb)
Tags :
Kategori :

Terkait