Personel Minim, Armada Damkar Banyak yang “Sakit”

Senin 16-07-2018,14:33 WIB
Reporter : Dedi Haryadi
Editor : Dedi Haryadi

CIREBON-Musim kemarau di Kabupaten Cirebon menjadi saat paling sibuk bagi Dinas Pemadam Kebakaran (Damkar). Pasalnya, peristiwa kebakaran hampir terjadi setiap hari. Repotnya, ada sekitar tiga lokasi yang harus didatangi tim Damkar tiap harinya. Kasi Tanggap Darurat Damkar Kabupaten Cirebon Eno Sujana mengakui, saat ini jumlah personel Damkar dengan armadanya masih belum ideal untuk meng-cover secara maksimal seluruh wilayah yang ada di Kabupaten Cirebon. Armada yang dimiliki sebanyak 17 armada dengan 189 personel. “Dari 17 armada itu, yang sehat dan layak operasi hanya 10 armada. Jumlah tersebut tentu belum ideal untuk meng-cover 412 desa dan 40 kecamatan,” ujar Eno. Idealnya, untuk memaksimalkan penanganan pada wilayah atau korban kebakaran, paling tidak satu unit Damkar standby untuk meng-cover dua wilayah kecamatan. “Penanganan kebakaran ini kan urgen sekali. Harus segera, tidak boleh terlambat. Kalau jaraknya jauh, maka penanganan tidak akan maksimal. Idealnya dua kecamatan itu satu armada, untuk personel kita butuh setidaknya 60 personel tambahan,” imbuhnya. Saat ini, menurut Eno, peristiwa yang paling sering terjadi adalah kebakaran di lahan kosong, baik milik masyarakat atau milik negara akibat dari oknum masyarakat yang membakar sampah saat cuaca kering dan angin bertiup cukup kencang. Untuk tahun ini, angka kebakaran cukup tinggi, padahal tahun lalu angka di Kabupaten Cirebon sekitar 263 kejadian. “Hari ini (kemarin, red) kita tangani tiga peristiwa kebakaran. Kemarinnya lagi lima peristiwa kebakaran sehari. Paling banyak lahan kosong, tahun ini angkanya cukup tinggi,” jelasnya. Menurut Eno, selain penanganan cepat terhadap peristiwa kebakaran, Damkar juga tak hentinya mengampanyekan upaya pencegahan kebakaran, baik melalui edaran ataupun sosialisasi langsung ke instansi, perusahaan dan kalangan masyarakat lainnya. Sementara itu, tokoh masyarakat Cirebon Timur, Adang Juhandi menyampaikan apreasiasinya kepada petugas Damkar yang selalu setiap saat turun ke lokasi kebakaran. Tak hanya itu, pada penanganan bencana banjir besar awal tahun kemarin, Damkar juga ikut membantu upaya recovery korban dan lingkungan terdampak bencana. “Ini yang harus diperhatikan oleh pemerintah daerah, agar Pemkab Cirebon dapat memperhatikan sarana maupun kesejahteraan pegawainya, sesuai amanat Menteri Dalam Negeri,” paparnya. Terkait peristiwa kebakaran yang kerap terjadi, baik di pemukiman ataupun di lahan maupun hutan, Damkar menurut Adang, bisa berkoordinasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) terkait upaya penanganan yang dilakukan. “Dua lembaga ini harus sinergis dan harus selaras. Pelibatan BPBD untuk urusan kebakaran hutan sudah diatur. Ini akan sangat membantu, untuk menekan angka kebakaran setiap tahunnya,” ungkapnya. (dri)

Tags :
Kategori :

Terkait