HET Turun, Pengusaha Beras Indramayu Menjerit

Rabu 18-07-2018,20:00 WIB
Reporter : Dedi Haryadi
Editor : Dedi Haryadi

INDRAMAYU-Pemerintah berencana memangkas harga eceran tertinggi baru untuk komoditi beras. Rencana ini pun membuat pengusaha beras ketar ketir. Pasalnya, jika sebelumnya HET beras kualitas medium sebesar Rp9.450 per kilogram, kin HET yang diusulkan menjadi Rp8.900. Sementara untuk kualitas premium, penurunan HET cukup terasa dan nyaris mencapai Rp1000 dari Rp12.800 menjadi Rp11.900 per kilogram. Karena kondisi, pengusaha berasa di Kabupaten Indramayu harusberusaha memutar otak agar tidak mengalami kerugian. Salah seorang pengusaha beras, Ayi Sumarna mengatakan sejak adanya wacana pemangkasan HET, harga beras di pasaran langsung mengalami penurunan. Begitu juga dengan harga gabah yang kini berada di kisaran Rp4.600 hingga Rp4.700. Meski sudah turun, kata dia, pengusaha beras masih harus mengeluarkan biaya untuk produksi, angkkut gabah, hingga biaya pengemasan. “Jadi yang ada keuntungan makin tipis atau bahkan kalau nggak pintar-pintar bisa rugi,” ujarnya. Pengusaha beras lainnya, Raka mengatakan, wacana penurunan HET ini sangat berdampak baginya. Yang dikhawatirkan, kata dia, pengusaha beras tidak bisa bergerak saat musim paceklik. Dimana petani biasanya menaikan harga gabah, karena stok yang ada menipis, sementara HET hanya Rp8.950. “Rada repot juga kan kalau misalnya harga gabah sedang naik. Sementara harga jual tidak boleh lebih dari HET,” ujarnya. Saat musim paceklik, kata dia, gabah bisa dibanderol hingga Rp6.000. Jika hal itu terjadi, kata dia, petani hanya memiliki jatah Rp3 sampai 5 ribu untuk digunakan sebagai biaya produksi dan keuntungan. “Sekarangs aja beli gabah sudah kadang-kadang Rp5.000 per kilogram. Setelah digiling, biasanya dari 1 ton hanya jadi beras 8 kuintal. Itu saja sudah menyusut, belum lagi ada biaya produksi. Sementara HET dari pemerintah makin turun,” jelasnya. Untuk itu dia berharap pemerintah bisa mengkaji ulang kebijakan pemangkasan HET itu. Kalaupun ingin dilakukan pemangkasan, ia meminta pemangkasan tidak dilakukan terlalu banyak. “Kalau seperti yang diwacanakan itu, jujur saja kami kebingungan. Bukannya untung, tapi malah bisa rugi,” jelasnya. (oni)

Tags :
Kategori :

Terkait