Sempat Sentuh Level Rp 14.545 Per Dolar AS, Pemerintah Anggap Biasa

Sabtu 21-07-2018,16:36 WIB
Reporter : Husain Ali
Editor : Husain Ali

JAKARTA - Pelemahan nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS (USD) mengkhawatirkan. Mengutip Bloomberg, kemarin (20/7) rupiah dibuka di level 14.477 per USD. Kurs itu melemah jika dibandingkan dengan penutupan perdagangan sebelumnya yang bertengger di angka 14.432 per USD. Mata uang garuda itu pun sempat menyentuh level 14.545 per USD. Dengan kondisi rupiah yang terus tertekan, Bank Indonesia (BI) pun segera melakukan intervensi. Alhasil,  pada penutupan perdagangan kemarin, rupiah menguat tipis Rp 14.495 per USD. “BI berada di pasar dan secara pro aktif melakukan intervensi ganda di pasar valas dan SBN (Surat Berharga Negara) sedemikian sehingga nilai tukar rupiah pada penutupan perdagangan hari ini (kemarin) berhasil ditutup di bawah level 14,500 per dolar,” jelas Ekonom Bank Permata Josua Pardede,  kemarin. Josua melanjutkan, pelemahan kurs rupiah yang sempat melewati level 14.500 per USD dipengaruhi pelemahan nilai tukar yuan Tiongkok setelah kemarin bank sentral Tiongkok memperlemah Yuan. Dampaknya, yuan melemah terhadap dolar AS ke level terendah dalam satu tahun terakhir. Langkah kebijakan tersebut diambil merespons proses negosiasi antara pemerintah AS dan Tiongkok terkait isu perang dagang yang belum menemukan solusi. “Pelemahan yuan tersebut mendorong sentimen negatif di pasar keuangan negara berkembang yang selanjutnya mendorong pelemahan nilai tukar mata uang Asia termasuk rupiah,” lanjut Josua. Project Consultant Asian Development Bank (ADB) Eric Alexander Sugandi menguraikan, selain faktor eksternal yakni pelemahan yuan, ada sejumlah faktor domestik yang juga menyebabkan pelemahan rupiah. Di antaranya adanya risiko tekanan pada pertumbuhan ekonomi Indonesia, kemudian adanya pengetatan likuiditas valas di bank-bank buku 3 dan 4, sehingga mendorong peningkatan demand korporasi terhadap USD untuk berjaga-jaga.

Tags :
Kategori :

Terkait