Bendung Seuseupan Kering, Petani Kewalahan

Sabtu 21-07-2018,19:09 WIB
Reporter : Husain Ali
Editor : Husain Ali

CIREBON - Kemarau saat ini masih berada di puncak. Sejumlah sumber air pun semakin menyusut. Sungai-sungai banyak mengering, tak terkecuali kondisi sungai di Bendung Sesuepan, Karangwareng yang nampak kering kerontang dan hanya menyisakan sedikit air. Bisa ditebak, akibatnya ratusan hektare lahan pertanian di wilayah aliran atau di sekitar Bendung Seuseupan terancam kekeringan dan lahan pertanian yang mayoritas baru dipanen tersebut, tidak bisa langsung digarap petani karena kurangnya pasokan air. Kuwu Desa Sumur Kondang, Heriyanto mengatakan, para petani di wilayahnya sangat bergantung dari ketersediaan air di Bendung Seuseupan, terutama yang mengalir melalui aliran sekunder dari Bendung Seuseupan. “Air dari Bendung Seuseupan ini salah satu sumber untuk pengairan lahan pertanian. Jika seperti saat ini, otomatis petani yang baru saja panen dan hendak menggarap lahan, otomatis tidak bisa bekerja sementara waktu,” ujarnya, kemarin. Kondisi tersebut menurut Heri, terjadi hampir setiap tahun di musim kemarau. Terlebih, saat ini kondisi Bendung Seuseupan mengalami pendangkalan dan tidak bisa lagi mendebet air. “Harusnya bendung itu kan bisa menyimpan air saat kemarau. Ini sih tidak. Karena dangkal, air yang datang lewat begitu saja dan terbuang. Saran dari saya ini harus segera dinormalisasi,” imbuhnya. Ditambahkan Heriyanto, warga Desa Sumurkondang, saat ini bersyukur karena Embung Sumurkondang masuk dalam lembaran daerah Perda RTRW yang baru. Hal ini dia yakini jika studi kelayakan yang sebelumnya sudah dilakukan oleh tim teknis terkait disetujui dan layak. “Kalau informasi yang masuk ke saya berdasarkan studi kelayakan, Embung Sumurkondang nanti luasnya sekitar 3 hektare. Kita bisa simpan air dan digunakan saat musim kemarau. Ini mengurangi ketergantungan kita terhadap Bendung Seuseupan,” ungkapnya. Sementara itu, Ruslani warga Desa Sumurkondang yang ditemui Radar mengatakan, jika keringnya Bendungan Sumurkondang akan berdampak bagi para petani yang menggarap lahan di sepanjang aliran sekunder Bendung Seuseupan. “Kalau kita lumayan dekat. Jadi masih bisa ada sisa-sisa air sedikit. Kalau yang sudah lokasinya di hilir itu yang paling repot. Lahannya pasti tidak bisa digarap,” pungkasnya. (dri)

Tags :
Kategori :

Terkait