Prabowo Terima jika AHY Cawapres, Ini Alasannya

Rabu 25-07-2018,12:02 WIB
Reporter : Husain Ali
Editor : Husain Ali

JAKARTA - Sejumlah partai politik (parpol) mematangkan format koalisi menjelang pendaftaran capres-cawapres yang berlaga di Pilpres 2019. Tadi malam (24/7) Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menerima kunjungan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto di kediamannya di Jl Mega Kuningan Timur VII, Jakarta. Pertemuan itu merupakan yang pertama sejak tahun lalu saat SBY dan Prabowo bertemu di Cikeas, Bogor. Saat itu pertemuan dila kukan setelah empat partai (Demokrat, Gerindra, PKS, dan PAN) kalah dalam menolak presidential threshold 20 persen. Seusai pertemuan secara tertutup selama dua jam tersebut, SBY dan Prabowo mengadakan jumpa pers bersama. Prabowo mengakui, pertemuan itu membahas penjajakan koalisi menghadapi pilpres. Mantan Danjen Kopassus tersebut menegaskan, dalam pembicaraan koalisi, SBY tidak pernah menawarkan putranya, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), untuk menjadi cawapres mendampinginya dalam pilpres. Menurut Prabowo, Partai Gerindra dan Partai Demokrat masih mencari sosok cawapres yang terbaik. Kriteria cawapres yang dibutuhkan adalah sosok yang kapabel, yang bisa berkomunikasi secara baik dengan generasi muda. “Karena pemilih mayoritas berusia di bawah 40 tahun,” ucapnya disambut tepuk tangan hadirin yang datang. Jika dalam pembahasan nanti nama AHY muncul? “Why not,” kata Prabowo. Dengan demikian, Partai Gerindra tidak menolak jika nanti nama AHY diajukan sebagai cawapres. Di tempat yang sama, SBY menyebutkan tiga poin yang menjadi pembahasan utama. Pertama, kedua partai mempunyai komitmen bersama agar pemilu berlangsung damai, jujur, dan adil. Kedua parpol juga membahas perkembangan situasi nasional terkini. Yang ketiga, SBY dan Prabowo membahas kemungkinan membangun koalisi antara Demokrat dan Gerindra serta peluang parpol lain untuk bergabung. Ada lima situasi nasional yang menjadi perhatian. Yaitu perkembangan dan pertumbuhan ekonomi, penegakan hukum, pemerintahan, persatuan dan kesatuan, serta penolakan terhadap kehadiran ideologi lain yang mengancam Pancasila. SBY mengatakan, jika nanti koalisi terbangun, lima hal itu yang menjadi perhatian. Persoalan-persoalan tersebut harus dituntaskan. Politikus asal Pacitan, Jawa Timur, itu menerangkan, pihaknya serius membahas kemungkinan koalisi dengan Gerindra. “Jalan membangun koalisi terbuka lebar. Apalagi setelah kami berdua sepakat atas apa yang menjadi persoalan lima tahun mendatang,” ungkap mantan presiden dua periode itu. Yang penting sekarang, menurut SBY, ialah memahami persoalan yang dihadapi rakyat. Tidak mungkin berbicara koalisi tanpa memahami masalah yang dialami oleh rakyat. Dia menyatakan, syarat koalisi sudah tersedia. Menurutnya, koalisi yang efektif dan kukuh harus dimulai dari niat yang baik, saling percaya, dan mempunyai chemistry. “Saya yakin jalan kebersamaan terbuka lebar,” tegas dia. Setelah ini, tambah SBY, bakal ada pertemuan lanjutan. Dia akan menyampaikan hasil pertemuan dengan Prabowo kepada Majelis Tinggi Partai Demokrat. Sebab, majelis tinggi yang nanti memutuskan dengan partai mana Demokrat berkoalisi dan siapa capres-cawapres yang diusung. (lum/c9/agm)

Tags :
Kategori :

Terkait