Inflasi Cirebon Lebih Rendah dari Rata-rata Nasional

CIREBON-Setelah di bulan Juni 2018 lalu, Kota Cirebon mengalmai inflasi cukup tinggi di Jawa Barat yakni 0,69 persen. Kondisi berbeda terjadi di bulan Juli yang ada penurunan. Pada bulan Juli 2018 Kota Cirebon mengalami inflasi sebsar 0,21 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 129,36. Dari 7 kota pantauan IHK di Provinsi Jawa Barat, tercatat semua kota mengalami inflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Kota Bekasi (0,86 persen), sedangkan inflasi terendah terjadi di Kota Depok (0,03 persen). Kepala Badan Pusat Statistika (BPS) Kota Cirebon Joni Kasmuri mengungkapkan, dari tujuh kelompok pengeluaran, empat kelompok pengeluaran mengalami inflasi dan tiga kelompok mengalami deflasi. Kelompok Bahan makanan mengalami inflasi sebesar 1,03 persen, kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau mengalami inflasi sebesar 0,10 persen, kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar mengalami deflasi sebesar 0,06 persen, kelompok sandang mengalami inflasi 0,16 persen, kelompok Kesehatan mengalami inflasi 0,80 persen; kelompok Pendidikan, rekreasi, dan olahraga mengalami deflasi sebesar 0,01 persen, dan kelompok Transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan mengalami deflasi sebesar 0,43 persen. “Inflasi karena ada beberapa kelompok yang menjadi penyebabnya. Mayoritas bahan makanan,” paparnya kepada Radar Cirebon. Kelompok yang memberikan andil inflasi terbesar adalah bahan makanan sebesar 0,23 persen. Sementara sub kelompok yang memberikan andil inflasi terbesar adalah telur,susu, dan hasil-hasilnya yaitu sebesar 0,14 persen. Tingkat inflasi kota Cirebon tahun kalender Juli 2018 sebesar 2,31 persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun (Juli 2018 terhadap Juli 2017) sebesar 2,70 persen. Provinsi Jawa Barat mengalami inflasi 0,37 persen dan Nasional mengalami inflasi 0,28 persen. Sehingga, dengan adanya data tersebut, kota Cirebon bisa dikatakan mengalami inflasi lebih rendah dibandingkan inflasi nasional. (apr)