Jesslyn Lim Adaptasi Cepat di Setiap Tantangan

Selasa 14-08-2018,09:00 WIB
Reporter : Dedi Haryadi
Editor : Dedi Haryadi

NAMA perempuan 26 tahun ini sering disebut-sebut netizen dan fans AsNTM sebelum para kontestan diumumkan. Mereka menduga Jesslyn mewakili Indonesia. Selama enam minggu masa kompetisi, perempuan asal Medan itu bak menghilang dari dunia maya. Ya, kontestan dilarang menggunakan ponsel atau internet selama kompetisi. Padahal, Jesslyn baru saja aktif bermedsos. Sebagai peserta Puteri Indonesia 2018, wajahnya sering muncul. Pada event yang berlangsung Maret lalu itu, dia menjadi perwakilan DKI Jakarta IV. Akhirnya, Jesslyn dikukuhkan sebagai Puteri Indonesia Intelegensia 2018. ’’Aku suka mencoba berbagai hal baru,” katanya saat ditemui Jawa Pos (Radar Cirebon group) di sebuah kafe di PIK Avenue beberapa waktu lalu. Jarak antara event Puteri Indonesia 2018 dan AsNTM berdekatan. Hanya tiga minggu. Penggemar chicken wings itu tetap berminat ikut AsNTM. Dia pun mengikuti audisi online. Meski begitu, dia takut penyelenggaraan Puteri Indonesia bentrok dengan AsNTM. Keberuntungan berpihak pada Jesslyn. Penyelenggaraan AsNTM diundur karena perpindahan kanal penayangannya. Alumnus Marketing Communication Universitas Bina Nusantara tersebut bisa mengikuti dua ajang impiannya. Seminggu setelah diumumkan sebagai kontestan, Jesslyn terbang ke Thailand pada pertengahan April. Dia mulai syuting AsNTM. Karantina Puteri Indonesia membentuk Jesslyn menjadi beauty queen. Di AsNTM, dia kembali menjadi model. ”Kalau beauty queen kan harus pakai dress, batik, bulu mata, rambut palsu. Tiba-tiba ganti pakai busana basic dan high fashion ala model,” ungkap perempuan yang jadi model sejak berusia 13 tahun itu. Jesslyn pun menyesuaikan pembawaannya. Saat mengikuti karantina Puteri Indonesia, dia anggun dan elegan. Jesslyn dituntut menguasai wawasan seputar budaya, pariwisata, dan isu terkini. Ketika mengikuti AsNTM, Jesslyn bersikap apa adanya. Mumpuni saat memperagakan busana atau produk. Model yang bergabung dengan agensi JIM Models tersebut dituntut paham soal modeling dan fashion. Bagi Jesslyn, AsNTM berarti mengikuti kompetisi di level yang lebih tinggi. Pengalaman menjadi model selama 13 tahun tak membuatnya besar kepala. Ke-13 kontestan lain merupakan model-model terbaik se-Asia. ”Mereka semua punya pengalaman seenggaknya setahun jadi model,” ujar Jesslyn. Jesslyn mengakui, tantangan terberat dalam AsNTM adalah photoshoot. Hasil sesi itu sangat menentukan di tiap episode. Jika hasilnya kurang memuaskan, kontestan bisa tereliminasi. Jesslyn sendiri lebih sering jadi model catwalk ketimbang model foto. Tantangan lainnya adalah model house. Dia jarang tinggal serumah dengan banyak perempuan. Waktunya tiga hari sampai enam minggu. Tergantung proses eliminasi. Selain itu, Jesslyn mesti puasa gawai, internet, musik, dan berita. Meski begitu, dia tetap semangat. Jesslyn menyebut dirinya sebagai model yang ceria dan bahagia. Agar tidak stres, dia berusaha ngobrol. Pengalaman sebagai peserta beauty pageant membuatnya lebih luwes. Yang menyenangkan, Jesslyn berkiprah tanpa beban. Aktivitasnya di AsNTM mendapat izin dari Yayasan Puteri Indonesia (YPI). Sebab, dia terikat kontrak dua tahun sebagai alumnus Puteri Indonesia 2018. ’’Selama aku nggak ikut beauty pageant, YPI mendukung kok,” tuturnya. (len/c18/nda)

Tags :
Kategori :

Terkait