Upaya Sky Aviation Hapus Trauma Kecelakaan JAKARTA - Peristiwa kecelakaan maut di Gunung Salak Mei 2012 silam tidak menyurutkan Sky Aviation untuk mendatangkan Sukhoi Superjet 100. Kemarin, pesawat yang diproyeksikan untuk penerbangan perintis itu kembali diperlihatkan kepada khalayak. Kali ini, Sky Aviation tidak mengadakan Joy Flight. Perlahan, pesawat dengan panjang 29,94 meter itu melaju ke lokasi peresmian dipandu oleh mobil bandara. Kedatanganya disambut puluhan kamera foto dan video wartawan, juga tepuk tangan dari para undangan yang didominasi oleh para pengusaha biro perjalanan. Pesawat yang diklaim paling canggih di kelasnya itu kembali mengingatkan publik akan peristiwa maut di gunung Salak tahun lalu. Ketika itu, pesawat SSJ 100 yang dipiloti Aleksandr Nikolaevich Yablontsev asal Rusia tersebut menghantam salah satu tebing di gunung Salak. 37 penumpang dan delapan kru tewas dalam kecelakaan itu. Kemarin, saat SSJ 100 kembali tampil, pihak Sky Aviation tidak lagi mengadakan joy flight. Mereka hanya memperkenalkan pesawat tersebut, dan mengajak para undangan untuk masuk ke kabin tanpa terbang. Pihak Sky Aviation tidak menjelaskan mengapa mereka tidak lagi mengadakan joy flight. Dubes Rusia untuk Indonesia Mikhail Yurievich Galuzin mengungkapkan, keprihatinannya atas peristiwa maut itu. Menurut dia, kenangan soal insiden tragis tahun lalu tidak akan pernah hilang. \"Peristiwa itu pahit, namun membuat kami lebih kuat untuk menjalankan proyek ini,\" tuturnya. Dirut Sky Aviation Krisman Tarigan menuturkan, memang tidak mudah untuk menghapus trauma masyarakat terhadap SSJ 100. Meski begitu, pihaknya tidak bisa berbuat banyak. Pihaknya harus membuktikan bahwa pesawat tersebut benar-benar aman bagi penerbangan sipil. \"Tidak ada perubahan pascainsiden itu, namun untuk produksi di pabrik akan lebih teliti lagi,\" ujarnya. Termasuk pilot dan kru lainnya juga bakal lebih berhati-hati dalam menerbangkan pesawat tersebut. SSJ 100 bakal terbang perdana di Makassar pada 10 Maret mendatang. Makassar juga akan menjadi homebase SSJ 100. Untuk awalnya, SSJ 100 yang baru akan tersedia lima unit tahun ini akan melayani rute Makassar-Sorong, Makassar-Jayapura, Makassar-Luwuk, Makassar-Banjarmasin, Makassar-Denpasar, dan sebaliknya. Tujuh unit sisanya akan didatangkan tahun 2014 dan 2015. Alasan utama Sky Aviation tetap memakai SSJ 100 adalah efisiensi bahan bakar. Versi pabrikan Sukhoi, pesawat tersebut lebih hemat bahan bakar hingga 40 persen dibandingkan Boeing yang saat ini digunakan Sky Aviation. Selain itu, pesawat tersebut bisa mengudara di ketinggian 40 ribu feet dan take off-landing di lintasan pendek meski bertipe jet. Para undangan pun tidak menyia-nyiakan kesempatan melihat lagi pesawat seberat 25,1 ton itu. Bergantian, mereka masuk ke kabin pesawat yang memiliki 12 kursi kelas bisnis dan 75 kursi kelas ekonomi itu. Kondisi kabin pesawat cukup lapang. Kursi penumpang kelas ekonomi disusun mirip kursi penumpang bus. Dalam satu deret, terdapat lima kursi. Tiga di kanan dan dua di kiri. Tidak heran, hal itu membuat kondisi kabin tampak lebih lapang. Kemudian, jarak kursi yang satu dengan kursi di depannya lebih lebar. Kursinya pun nyaman. Di sisi lain, Direktorat Kelaikan Udara dan Pengoperasian Pesawat Udara Kementerian Perhubungan Diding Sunardi menyatakan, pihak Sky Aviation sudah memenuhi seluruh persyaratan pengoperasian armada baru. Karena itu, pihaknya sudah tidak ragu mengizinkan SSJ 100 untuk terbang di Indonesia. Dia mengatakan, proses validasi pesawat SSJ 100 dilakukan sejak Juli hingga November 2012. Pada saat kecelakaan maut terjadi, pesawat tersebut belum divalidasi oleh Kemenhub. \"(Joy flight, red) Itu program mereka sendiri,\" terangnya. Setelah divalidasi, SSJ 100 dinyatakan laik terbang sehingga izin terbang pun diberikan. (byu/ca)
Klaim Sukhoi Paling Aman di Kelasnya
Jumat 01-03-2013,09:26 WIB
Editor : Dedi Darmawan
Kategori :