KUNINGAN - Kesiapsiagaan Balai Taman Nasional Gunung Ciremai (BTNGC) menghadapi ancaman kebakaran hutan di kawasan Gunung Ciremai pada musim kemarau tahun ini ditandai dengan apel siaga bersama Masyarakat Peduli Api (MPA) di objek wisata alam Talaga Remis, Desa Kaduela, Kecamatan Pasawahan, Selasa (14/8). Dipimpin langsung Kepala BTNGC Kuswandono, kegiatan apel siaga kebakaran hutan ini diikuti sebanyak 200 peserta yang terdiri dari MPA SPTN Wilayah I Kuningan, MPA SPTN Wilayah II Majalengka, Kapolsek dan Danramil serta kepala desa di sekitar TNGC. Hadir pula Forum Ciremai, mahasiswa Praktik Kerja Lapang Universitas Sumatera Utara (USU) serta Polisi Kehutanan (Polhut) dan staf Balai TNGC. Dalam amanatnya, Kuswandono menyampaikan, kegiatan apel tersebut selain sebagai ajang mempererat tali silaturahmi antar sesama anggota MPA serta pihak terkait lainnya, sekaligus untuk kesiagaan dalam mencegah dan mengendalikan ancaman kebakaran hutan. Karena lebih baik mencegah dan menjaga dari ancaman kebakaran hutan dari pada harus memadamkan api. Selain itu, bencana kebakaran hutan ini merupakan isu internasional, apalagi menjelang kegiatan Asian Games 2018 yang salah satu tempat tandingnya ada di Majalengka yakni Cabang Kano. “Kondisi musim kemarau saat ini terbilang ekstrem, di mana kondisi lahan di kaki Gunung Ciremai sudah mulai kering dan angin bertiup cukup kencang sehingga sangat rawan terjadi kebakaran. Oleh karena itu, kami mengajak semua pihak terutama yang tergabung dalam MPA di wilayah Kuningan maupun Majalengka untuk semakin meningkatkan kewaspadaan untuk mengantisipasi kebakaran hutan,\" ungkap Kuswandono. Dijelaskan Kuswandono, yang hadir dalam apel siaga kebakaran hutan kali ini merupakan perwakilan dari anggota MPA di wilayah Kuningan dan Majalengka yang jumlah keseluruhan mencapai 450 orang. Dia pun berpesan kepada anggota MPA untuk jangan lengah terhadap segala hal yang berpotensi menyebabkan kebakaran hutan untuk bisa diantisipasi sejak dini agar jangan sampai terjadi. \"Beberapa upaya antisipasi sudah dilakukan para anggota MPA seperti pembuatan sekat bakar dan memperketat patroli. Dengan kondisi suhu udara yang panas dan angin kencang ini, perlu pengawasan lebih ketat lagi termasuk mengajak masyarakat untuk terlibat langsung melakukan pencegahan seperti tidak membakar sampah sembarangan dan lainnya,\" paparnya. Adapun daerah kawasan hutan Ciremai yang tergolong rawan kebakaran, Kuswandono mengatakan, masih didominasi oleh daerah Utara yang masuk wilayah Kecamatan Pasawahan dan Mandirancan. Namun demikian, menurutnya, tidak menutup kemungkinan kebakaran hutan bisa terjadi di kawasan lainnya terbukti beberapa pekan lalu kebakaran terjadi di kawasan Blok Tenjo Laut. \"Beruntung pemadaman bisa segera dilakukan sehingga kebakaran tidak meluas. Selain itu, beberapa kawasan yang berdekatan dengan jalan raya sudah terlihat ada bekas terbakar mungkin akibat ada warga yang buang puntung rokok ataupun karena pembakaran sampah. Ini patut diwaspadai, baik oleh anggota MPA maupun masyarakat harus bisa mengantisipasinya sehingga tidak menyebabkan kebakaran lahan dan hutan semakin meluas,\" ujar Kuswandono. Selain mengerahkan anggota MPA, kata Kuswandono, partisipasi aktif masyarakat juga dibutuhkan untuk mencegah terjadinya kebakaran hutan di kawasan Gunung Ciremai. Keberadaan kelompok masyarakat yang terlibat dalam pemanfaatan potensi wisata alam di kawasan Gunung Ciremai diharapkan turut berperan dalam menjaga kawasan hutan Ciremai dari kebakaran yang sangat merugikan. Di akhir kegiatan apel siaga, juga dilaksanakan pembacaan ikrar bersama seluruh mitra pengelola Taman Nasional Gunung Ciremai (TNGC) untuk menjaga, melestarikan serta mencegah dan mengendalikan kebakaran hutan dan lahan di Gunung Ciremai. (fik)
Kemarau Ekstrem, Kaki Gunung Ciremai Rawan Kebakaran
Rabu 15-08-2018,23:03 WIB
Editor : Husain Ali
Kategori :