Pecahan Rp100 Ribu Mendominasi Upal

Sabtu 02-03-2013,08:39 WIB
Reporter : Dedi Darmawan
Editor : Dedi Darmawan

CIREBON - Penemuan dan peredaran uang palsu (upal) di wilayah Cirebon relatif tinggi. Setiap tahunnya, data penemuan uang palsu terus mengalami peningkatan sejak tahun 2008 hingga 2012. Deputi Kepala Perwakilan Sistem Pembayaran dan Manajemen Intern, Aryo Sentoso, meminta masyarakat untuk mengenali ciri-ciri keaslian uang rupiah. Terutama pada pecahan Rp50 ribu dan Rp100 ribu. \"Terjadinya peningkatan upal itu mengindikasi kalau ada banyak pengaduan-pengaduan dari masyarakat. Masyarakat semakin pintar. Sosialisasi kita berarti menunjukkan efektif,\" ujarnya saat mensosialisasikan keaslian uang rupiah, Jumat (1/3). Dari data yang berhasil dihimpun Radar, kenaikan yang cukup signifikan terjadi di tahun 2012. Untuk pecahan Rp100 ribu ada 1.753 lembar temuan upal. Hampir dua kali lipat dibanding tahun sebelumnya, 955 lembar temuan upal. Sementara untuk pecahan Rp50ribu tahun 2012 terjadi penemuan 2.261 lembar temuan upal. Sedangkan di tahun 2011,total  1.744 lembar temuan upal. \"Jika dilihat dari data, biasanya peningkatan upal yang terjadi di masyarakat saat menjelang Lebaran, pilkada. Atau, umumnya sasaran peredaran upal biasanya di daerah pedesaan atau masyarakat yang dianggap kurang memahami ciri-ciri keaslian uang,\" katanya. Untuk itu BI terus menggencarkan sosialisasi kepada masyarakat. Baik itu kalangan pemerintahan, polisi, remaja, termasuk pers. Agar jika menemukan dugaan upal dapat langsung melapor ke Bank Indonesia. \"Ya, masyarakat, kepolisian, perbankan, hanya berwenang diduga palsu. Semua keputusan ada di Bank Indonesia,\" paparnya. Adapun upaya untuk mengenali keaslian rupiah, dapat dilakukan beberapa langkah. Dengan memahami ciri-ciri keaslian uang rupiah dari cara yang paling mudah. Yakni dilihat, diraba, dan diterawang atau biasa dikenal dengan istilah 3D. Dilihat mulai dari uangnya yang terlihat terang dan jelas. Terdapat benang pengaman yang ditanam pada kertas uang dengan suatu garis melintang atau beranyam dan berubah warna. Serta pada sudut kanan bawah terdapat lingkaran yang warnanya dapat berubah apabila dilihat dari sudut pandang. Sedangkan Diraba, coba perhatikan angka, huruf, burung garuda, dan gambar utamanya. Bila diraba, akan terasa kasar. Diterawang. Pada setiap uang terdapat tanda air, berupa gambar pahlawan dan terlihat jelas bila diterawangkan ke arah cahaya. Terdapat huruf atau logo BI saling mengisi yang beradu tepat dimuka dan belakang. \"Cara-cara ini adalah langkah paling mudah bagi orang-orang awan untuk mengenal keaslian uang rupiah,\" katanya. BI pun punya cara khusus dengan menggunakan peralatan khusus. Seperti sinar ultra violet dan mikroskop yang dapat mendeteksi keaslian uang rupiah. \"Bagi masyarakat umum, untuk mengetahui keaslian uang rupiah bisa dilihat dari bahan kertas, desain, dan teknik cetaknya. Uang rupiah menggunakan serat kapas yang tidak terpendar saat disinari ultraviolet. Umumnya, warna uang palsu lebih cerah dari yang asli, serta teknik cetaknya kasar,\" bebernya. Pada uang asli, anyaman benang pengaman terasa keras saat uang dilipat. Logo BI yang tercetak dengan optical variable link juga dapat berubah warna. \"Pasti akan ketahuan perbedaan upal dengan uang rupiah asli,\" ucapnya. (nda)

Tags :
Kategori :

Terkait