Tentara NATO Tembak Mati 2 Bocah Afghan

Senin 04-03-2013,20:43 WIB
Reporter : Dedi Darmawan
Editor : Dedi Darmawan

KABUL – Menjelang ditarik secara total dari Afghanistan akhir tahun depan, pasukan asing di bawah koordinasi AS dan NATO kembali berulah. Dua tentara NATO dilaporkan menembak mati dua bocah Afghanistan ketika melakukan operasi di Provinsi Uruzgan. Insiden itu terjadi karena dua personel militer asal Australia tersebut mengira dua anak laki-laki itu sebagai anggota kelompok Taliban. NATO membenarkan insiden itu. Dalam pernyataan resmi Sabtu lalu (2/3), Pasukan Bantuan Keamanan Internasional (ISAF) di bawah pimpinan AS dan NATO mengungkapkan bahwa dua personelnya menembak mati dua bocah tersebut secara tidak sengaja. Komandan ISAF Jenderal Joseph Dunford menyatakan bahwa personelnya salah mengidentifikasi saat melakukan operasi di Lowar-e-Dowahom, Provinsi Uruzgan, baratlaut Afghanistan, Kamis pagi (28/2). Akibat tembakan tersebut, dua bocah itu tewas. “Saya meminta maaf secara pribadi dan menyampaikan dua cita mendalam kepada keluarga dua bocah itu,” kata Dunford. Dia menambahkan bahwa tim gabungan dari pemerintah Afghanistan dan ISAF telah mendatangi lokasi dan bertemu para pemimpin setempat. Kepada media, Gubernur Uruzgan Amir Mohammad Akhundzada menyatakan bahwa tentara Australia tersebut berupaya membalas serangan pemberontak Taliban ketika dua bocah itu tertembak.  “Anak-anak itu tertembak oleh tentara Australia. Insiden ini tak disengaja,’’ ujarnya. Saat itu, lanjut dia, pemberontak Taliban menembaki sebuah helikopter yang mengangkut pasukan Australia. Tetapi, jubir Akhundzada berpendapat lain. Jubir yang tak mau disebut namanya itu bertutur bahwa pasukan NATO sering berpatroli di wilayah tersebut. “Mereka (tentara Australia di bawah koordinasi NATO) melihat dua bocah sedang mendengarkan radio. Tiba-tiba, mereka menembak bocah-bocah itu tanpa alasan jelas,” terangnya. Sekitar 1.550 tentara Australia ditempatkan di Uruzgan. Mereka fokus melatih tentara Afghanistan jelang penarikan seluruh pasukan tempur asing dari Afghanistan akhir 2014. Insiden itu bisa kian memperburuk hubungan antara ISAF dan pemerintahan Presiden Hamid Karzai. Sebelumnya, Karzai telah memerintahkan pasukan khusus AS keluar dari Provinsi Maidan Wardak pekan lalu. Keberadaan mereka justru dianggap telah menciptakan ketidaknyamanan dan instabilitas keamanan. Sebuah pernyataan resmi dari Dewan Keamanan Nasional Afghanistan menyatakan bahwa pasukan khusus AS yang bertugas di Provinsi Maidan Wardak itu telah melakukan kekerasan, gangguan, penyiksaan, dan bahkan membunuh orang-orang yang tidak bersalah. (AFP/RTR/AP/cak/dwi)

Tags :
Kategori :

Terkait