Kampoeng Peduli Inflasi Dibentuk Tidak seperti Rasa Cabai

Jumat 24-08-2018,18:30 WIB
Reporter : Dedi Haryadi
Editor : Dedi Haryadi

CIREBON–Kampoeng Peduli Inflasi (KPI) resmi dibentuk. Teruntuk mereka, 1.000 bibit cabai diberikan. Program ini tidak seperti cabai. Yang digigit, langsung terasa pedasnya. Begitu juga KPI. Begitu dibuat, bukan inflasi seketika bisa direm. Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Jabar Ismet Inono mengatakan, bila KPI berjalan dengan baik, barulah terasa efeknya. Inflasi terkendali. Sebab, salah satu pemicu inflasi adalah bahan pangan. Salah satunya cabai. Yang dikenal fluktuatif harganya. “Inflasi harus dikendalikan. Kalau tidak bisa menggerus nilai mata uang,” ujar Ismet kepada Radar Cirebon. KPI sendiri merupakan wadah bentukan Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) yang bekerja sama dengan Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Provinsi Jawa Barat. Sebagai salah satu kota dari 7 kota Indeks Harga Konsumen (IHK) di Jawa Barat, Cirebon diprioritaskan untuk menekan laju inflasinya. Cabai sendiri menjadi komoditi yang seringkali memicu inflasi karena fluktasi harga. Dengan menanam cabai, masyarakat jauh lebih mandiri dan tak perlu membeli cabai ke pasar. Dengan itu, inflasi pun terjaga. Apalagi, bibit yang dibagikan sudah ditanam selama kurang lebih tiga bulan. Sekitar dua bulan lagi sudah bisa berbuah dan dimanfaatkan masyarakat. Ismet mengimbau masyarakat bisa merawat bibit cabai dengan baik dan memberikan pupuk organik. \"Jangan (pupuk). SUpaya hasilnya maksimal,\" jelasnya. Saat ini, inflasi Jabar di bulan Juli 2018 yakni 0,37 persen dengan yoy 3,47. Meski secara yoy menurun, namun jika dibandingkan nasional yang mencapai angka 0,28 jelas inflasi prov Jabar masih di atas inflasi nasional. Inflasi sendiri terbagi atas tiga jenis, yakni inti (bahan jadi yang telah diolah), bahan pangan, dan administered prices (bahan baku yang harganya ditentukan pemerintah). Dari tiga komponen tersebut, bahan pangan menjadi komponen yang memberikan andil inflasi tertinggi. Sebagai contoh, di bulan Juli 2018, inflasi dipengaruhi andil tertinggi oleh daun bawang di kelompok inti, telur ayam ras di kelompok bahan makanan, dan bensin di kelompok administered prices. Kenaikan harga daging dan telur ayam ras terus berlanjut setelah momen lebaran dikarenakan minimnya pasokan akibat berkurangnya populasi ayam petelur. Selain itu terdapat pula penyebaran penyakit yang ditemui di beberapa sentra penghasil telur. Kemudian masih ada tekanan harga dari rokok filter dan rokok putih serta ada efek dari kenaikan harga bensin non subsidi. \"Second round effect dari kenaikan bensin non subsidi adalah kenaikan biaya pengiriman barang yang turut menyumbang inflasi,\" jelasnya. (apr)

Tags :
Kategori :

Terkait