Wagub Jabar Minta Lestarikan Budaya dan Sejarah Cirebon

Kamis 13-09-2018,16:30 WIB
Reporter : Dedi Haryadi
Editor : Dedi Haryadi

CIREBON-Tawasulan mengawali pembacaan Babad Cirebon di Bangsal Witana Keraton Kanoman, Rabu malam (12/9). Ratusan warga dan juga para pejabat menghadiri langsung acara sakral tersebut dalam rangka memperingati hari jadi Kota Cirebon. Meskipun ada kritikan dari beberapa budayawan dan sejarawan terkait dengan ulang tahun ke 649 yang dinilai tak tepat. Patih Keraton Kanoman Pangeran Raja Moch Qodiran mengatakan, pembacaan Babad Cirebon ini sengaja di konsep langsung dibacakan di Bangsal Witana. Di mana di tempat tersebut awal mula berdirinya pedukuhan pertama di Cirebon yang dibangun oleh Pangeran Walang sungsang. \"Bangsal witana ini mengandung arti awit awit  ana. Yang artinya awal mula asal usul Cirebon,\" jelas Qodiran. Tahun ini, pembacaan Babad Cirebon  kembali dilakukan di Bangsal Witana setelah di tahun-tahun sebelumnya menempati Bangsal Prabayaksa. Acara juga dilaksanakan lesehan. Untuk mengingat para pejabat berasal dari rakyat. Di mana sudah sepantas duduk bersama rendah berdiri saling menghargai. Penjabat Walikota Cirebon Dr Dedi Taufik MSi mengikuti dengan pembacaan Babad Cirebon. Acara itu juga dihadiri oleh Wakil Gubernur Jawa Barat UU Ruhzanul Ulum dan juga Bupati Kuningan Acep Purnama serta sejumlah pejabat di lingkungan Pemkot Cirebon serta tamu undangan. Menurut Dedi pembacaan babad titik awal perjalanan sejarah Kota Cirebon sebagai pusat penyebaran Islam di tanah jawa. Hal ini mengandung sejarah yang terus dijaga keabadiannya sampai mendatang. Dimana dalam pembacaan ini ada gambaran serta simbol perwujudan masih terpelihara sejarah dan budaya di Kota Cirebon. Apalagi Kota cirebon dinyatakan sebagai wisata religi. Di mana tradisi budaya khas cirebon yang masih mendominasi kehidupan masyarakat. \"Babad sejarah Cirebon ini memberikan motivasi spiritual bagi masyarakat. Terlebih ini berbarengan dengan tahun baru Islam,\" terang Dedi. Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruhzanul Ulum mengaku tersanjung mendapat undangan langsung dari Keraton Kanoman. Menurutnya Cirebon sudah dikenal merupakan daerah yang memiliki ajaran islam yang kuat. Hal itu dimulai dengan adanya pesantren sebagai pusat penyebaran Islam di Pasambangan yang didirikan oleh syek nurjati yang kemudian dilanjutkan oleh Sunan Gunung Jati. Cirebon juga mempunyai keraton yang tidak dimiliki oleh daerah lain di Jawa Barat. \"Saya berharap. kita menjaga aset yang dimiliki dengan melestarikan budaya agar tidak punah. Harapan saya rutin digelar setiap tahun generasi muda tidak lupa sejarah. Cirebon sebagain kota budaya dan keraton,\" tuntas Uu. (jml)

Tags :
Kategori :

Terkait