Buwas Tolak Rencana Kemendag Impor Beras, Stok Dalam Negeri Melimpah

Minggu 16-09-2018,23:03 WIB
Reporter : Husain Ali
Editor : Husain Ali

JAKARTA – Direktur Utama (Dirut) Bulog Budi Waseso tegas menyatakan penolakannya terhadap rencana Kementerian Perdagangan (Kemendag) untuk melanjutkan impor beras 1 juta ton. Alasannya karena stok beras dalam negeri masih melimpah. Pria yang akrab disapa Buwas itu mengatakan, saat ini saja stok beras yang tidak bergerak di gudang-gudang Bulog 2,4 juta ton. Sudah melebihi kapasitas tampung gudang Bulog yang saat ini cuma 2,2 juta ton. “Saya terpaksa sewa gudang. Pinjam gudang TNI AU untuk menambah daya tampung 500 ribu ton lagi,” kata Buwas di sela-sela sidak ke pasar beras Kramat Jati, Jakarta kemarin (14/9). Buwas mengatakan sebenarnya kapasitas gudang Bulog  adalah 3 juta ton. Namun, ada beberapa gudang yang sedang diperbaiki. Sementara kondisi riil di lapangan, pasokan beras dari berbagai daerah juga masih deras membanjiri pasar. Buwas menyebut, dirinya bakal pening mencari gudang lagi kalau impor 1 juta ton beras yang diteken Kemendag dilaksanakan. “Kecuali Menteri Perdagangan (Enggartiasto Lukita, red) mau menyediakan gudang. Atau kantornya dijadikan gudang beras,” ujar Buwas. Buwas mengatakan, saat ini pihaknya tengah berusaha keras untuk menyalurkan beras-beras yang menumpuk di gudang Bulog tersebut agar bisa segera terserap pasar. Itupun masih sulit. Operasi Pasar terakhir, Bulog menjual beras tipe medium dengan harga Rp8.750 per kilogram. Sementara harga beras pasokan dari daerah di pengecer berkisar Rp8.250 per kilogram. “Ya kalah. Tentu masyarakat memilih yang Rp8.200,” katanya. Untuk itu, Buwas berencana untuk melakukan direct selling alias datang langsung ke pengecer-pengecer di pasar. Harga yang akan diobral adalah Rp8.200 ke pengecer. Budi berharap, bisa dijual Rp8.500 per kilogram ke pembeli. “Kalau banyak yang terserap, ini membatu kami (Bulog, red) selama ini terserap nggak sampe 1.000 ton,” jelas Buwas. Memasuki puncak musim kemarau ini, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman malah menyebut bahwa luas tanam akan ditingkatkan. Dari sebelumnya 500 ribu hektar menjadi 1 juta hektare. “Ini saat musim kering ya. Malah meningkat 2 kali lipat,” ujarnya. Peningkatan ini kata Amran didukung oleh pembangunan 30 ribu embung yang sudah dilakukan selama 3 tahun terakhir bekerja sama dengan Kementerian Desa dan PDTT. Selain itu, sudah terbangun 3,4 juta hektare jaringan irigasi tersier di seluruh indonesia. ”Mesin pompa kita distribusikan, sumur dangkal sumur dalam kita buat kita tetap produksi meski musim kering,” katanya. Hasilnya sudah terlihat saat ini. Amran menyebut stok di Cipinang dalam beberapa bulan terakhir berada di angka 47 ribu ton. Biasanya, pada periode Januari Februari, stok yang masuk sekitar 15 hingga 20 ribu ton. “Jadi tidak ada lagi alasan beras naik. Kemarin kan alasan beras naik karena stok kurang. Ini 2 kali lipat stok normal,” pungkas Amran. (tau)

Tags :
Kategori :

Terkait