CIREBON–Setelah 9 bulan limbah bahan berbahaya dan bercaun (B3 ) dibiarkan begitu saja dengan kondisi tersegel, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) akhirnya kembali meninjau, Senin (17/9). Mereka mendatangi sejumlah gudang eks pengolahan limbah B3 di wilayah Kecamatan Panguragan, Kabupaten Cirebon. Menurut Kasi Penyelesaian Sengketa Lingkungan Hidup (PSLH) KLHK, Mimin Solihah, pihaknya datang ke Panguragan bermaksud untuk melihat kondisi masyarakat secara langsung pasca ditutupnya sejumlah gudang pengolahan limbah B3 oleh Dirjen Penegakkan Hukum (Gakkum) KLHK sembilan bulan lalu. Kedatangan kali ini dengan membawah dua ahli. “Kita ingin melihat kondisi masyarakat secara langsung dan diwawancara meminta pendapat masyarakat. Dulu sebelum mengelola limbah medis itu, limbah apa yang dikelola dan ada limbah medis masuk seperti apa. Kemudian melihat setelah tidak ada nonmedis, pengasilan mereka juga berapa. Intinya kami mau melihat keseharian mereka di sini,” paparnya. Pihaknya juga mengecek data kedalaman tanah yang sudah terkontaminasi oleh limbah B3. Kemudian dibandingkan dengan tanah yang normal di Panguragan. Untuk itu, pihaknya melakukan pengeboran tanah di gudang eks pengolahan limbah medis tersebut. “Pengeboran itu dilakukan untuk mengetahui luas tanah yang sudah terkontaminasi limbah medis. Kita juga ingin melihat data kedalaman tanah untuk membedakan tanah yang terkontaminasi dan tanah yang normal,\" tandasnya. Mimin Solihah mengaku, pihaknya akan mengelilingi empat desa di Kecamatan Panguragan di semua tempat gudang B3. Termasuk lokasi pertama yang merupakan tempat pembuangan limbah medis, yakni dipinggir jalan raya dekat sungai irigasi Panguragan-Klangenan. \"Info awal 11 gudang, syukur-syukur kalau dari empat desa ini bisa dikerjakan semua, tapi kalau dua saja bisa mewakili ya mungkin hanya dua desa saja. Setelah kita cek besok (hari ini, red) kita bawa ahli ke sini untuk melihat kondisi tersebut,\" ucapnya. (cep)
Kategori :