Anak Buah Zumi Zola Beber Setoran

Selasa 25-09-2018,23:03 WIB
Reporter : Husain Ali
Editor : Husain Ali

JAKARTA – Jaksa Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) kembali menghadirkan para saksi yang menguatkan dakwaan perkara Gubernur Jambi (non aktif) Zumi Zola Zulkifli. Total, ada enam saksi yang dihadirkan jaksa penuntut umum (JPU), kemarin (24/9). Yakni, Plt Kadis Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Arfan serta Asisten 3 Bidang Administrasi Umum Saipudin. Keduanya merupakan pelaku yang telah diadili dalam kasus yang sama. Selain mereka, jaksa juga menghadirkan Rini Anggraeni Putri (staf Arfan), Chandra Saputra (pegawai honor), Sekretaris Dewan DPRD Emi Novisah dan Yansei (PNS Dinas Bina Marga). Di antara para saksi itu, Arfan paling kencang memberikan keterangan terkait bagi-bagi “uang ketok palu” untuk para anggota dewan. Mantan anak buah Zola di Pemerintahan Provinsi (Pemprov) Jambi itu membeberkan bahwa Zola menerima uang USD 30 ribu dari para kontraktor untuk uang saku perjalanan ke Amerika Serikat. Uang itu, kata Arfan, diserahkan melalui orang kepercayaan Zola, Pandapotan Sihotang. ”Waktu Pak Gubernur mau ke Amerika, saya kasih yang USD 30 ribu, sekitar Rp400 juta ke Pak Asrul (Pandapotan Sihotang, red). Saat itu Pak Asrul bilang, Pak Arfan, kita nggak punya uang, tolong carikan uang untuk Pak Gubernur mau ke Amerika,” ungkap Arfan di hadapan majelis hakim Pengadilan Tipikor Jakarta. Bukan hanya itu, Arfan yang ditangkap saat operasi tangkap tangan (OTT) pada November 2017 lalu itu menceritakan tentang proses pemilihan dirinya sebagai kepala dinas PUPR. Menurut dia, Asrul alias Pandapotan Sihotang yang merekomendasikan agar dirinya menjadi Plt Kadis PUPR. Sementara itu, mantan anak buah Zola, Saipudin juga membeberkan sejumlah fakta terkait uang ketok palu. Dia membeberkan tentang ancaman walk out fraksi PDI-P dalam pembahasan APBD 2018. Ancaman itu diduga menjadi salah satu petunjuk agar eksekutif menyiapkan uang ketok palu. Saipudin melakukan pendekatan kepada petinggi fraksi. Dia lantas menghubungi Supriono, anggota Fraksi PAN yang juga tertangkap tangan KPK. Dalam pertemuan itu, Supriono menyebut Fraksi PDI-P yang paling kencang dalam pembahasan APBD. ”Saya tanya fraksi mana lagi yang bisa saya hubungi. Ini yang paling angker itu Fraksi PDIP yang keras sekali (soal pembahasan APBD, red),” ungkapnya. (tyo)

Tags :
Kategori :

Terkait