CIREBON - Dua blok di kampung Cihoe di Desa Ciledugwetan, Kecamatan Ciledug terisolasi. Sebab jalan menuju kampung yang berbatasan langsung dengan Provinsi Jawa Tengah itu longsor akibat tergerus arus sungai Cijangkelok, anak sungai Cisanggarung. Jalan satu-satunya menuju kampung tersebut pun terputus.
Dua blok tersebut adalah Cihoe Tengah dan Cihoe Kidul. Terputusnya jalan sudah berlangsung sejak dua bulan lalu. Menurut Warga, apabila air sedang surut, maka sungai bisa dibuatkan jalan darurat, meksipun sangat berbahaya bagi yang melintasinya terutama kandaraan bermotor. “Banyak yang jatuh mas, kalau lewat sini,” kata Hendrik salah satu pemuda yang menjadi pemandu jalan dadakan.
Padahal, sebelumnya tanggul yang berada di pinggir jalan tersebut sudah diperbaiki dengan menggunakan sistem bronjong. Tapi, karena konstruksinya tidak kuat, bronjong akhirnya digerus arus yang begitu deras, sehingga secara perlahan longsoran mulai melebar dan memutuskan jalan. “Tiang pancang sebagai penyanggah bronjong tidak terlalu dalam, sehingga tidak bisa menahan apabila berbenturan dengan arus sungai” kata Dedi, teman Hendrik.
Apabila volume air sedang tinggi, jalan tidak bisa dilewati karena air akan masuk ke patahan jalan tersebut dan warga pun tak bisa kemana-mana. Sebagai alternatif, warga harus menggunakan jalan tanggul yang berada di sebelah barat dengan kondisi amat memprihatinkan. “Saat tidak diguyur hujan saja, jalan susah dilewati, bagaimana bila diguyur hujan? Kondisinya becek dan licin. Tapi kali terpaksa menggunakan jalan tersebut, sebab tidak ada jalan lain untuk keluar dari kampung,” katanya.
Otomatis, dengan terputusnya jalan, aktivitas penduduk dua blok tersebut menjadi terganggu. Bahkan nyaris lumpuh. “Di sini ada pabrik tahu dan tempe, kalau jalan terputus bagaimana bisa mendistribusikan hasil produksnya? Di tambah anak sekolah yang tidak bisa masuk sekolah apabila air sedang naik,” tambah Tatang.
Meski sudah berlanjut, tidak ada itikad baik dari pihak terkait untuk memperbaiki jalan yang sudah hancur ini. “Kemarin saja ada orang yang mengaku mandor proyek ini mengontrol, tapi kelanjutannya belum nampak,” tutur Dedi.
Sementara itu, Kuwu Ciledugwetan, Kuswara saat dikonfirmasi oleh Radar mengatakan pihaknya sudah melaporkan ke Dinas PSDA Kabupaten Cirebon melalui surat tertanggal 15 September 2010 terkait longsornya tanggung sungai Cijangkelok yang mengakibatkan terputusnya jalan menuju Kampung Cihoe dengan tembusan UPTD PU. Pengairan Kecamatan Ciledug dan Camat Ciledug.
“Kami sudah layangkan surat laporan dan meminta agar segera ditindaklanjuti lebih cepat karena warga sangat membutuhkan jalan tersebut, baik untuk transportasi maupun aktivitas lainnya,” katanya.
Menurut kuwu, April lalu, tanggul tersebut sudah dibronjong, karena konstruksinya tidak kuat, maka tanggul pun longsor. “Saya sebagai kuwu mewakili masyarakat meminta pemerintah memperhatikan kondisi ini. Jangan sampai terlihat cuek-cuek saja,” pungkasnya.
Sebelumnya, beberapa bulan lalu, Radar sudah memprediksikan kalau jalan di pinnggir tanggul akan habis tergerus longsor sebab beberapa saat itu jarak jalan dengan bibir sungai hanya beberapa sentimeter saja dan sisi jalan lainnya sudah mengalami retakan yang cukup panjang. (jun)