CIREBON-Musim kemarau di Wilayah III Cirebon tahun ini diprediksi lebih lama dari tahun lalu. Adanya fenomena El Nino menjadi salah satu pemicu musim kemarau lebih panjang. Forecaster BMKG Jatiwangi Ahmad Faa Iziyn membeberkan, tahun lalu memasuki akhir Oktober sudah mulai masuk awal musim hujan. Namun, tahun ini musim hujan diperkirakan mulai pada awal November. Hasil prakiraan, musim hujan akan mundur satu dasarian atau 10 hari dari tahun kemarin. Mundurnya awal musim hujan tahun ini, tidak terlepas dari adanya El Nino. Namun, El Nino yang terjadi, masih dalam kategori wajar. \"Salah satu faktornya karena ada El Nino, tapi tidak kuat, tidak wah. El Nino yang terjadi bersifat lemah,\" ujar Faiz, sapaan akrabnya kepada Radar Cirebon. Sementara, suhu udara maksimum pada musim kemarau diprediksi terjadi pada akhir September ini. Tahun lalu, di periode yang sama, suhu udara maksimum di wilayah Ciayumajakuning mencapai angka 38 derajat selsius. Pengalaman tahun sebelumnya, suhu udara tertinggi terjadi pada akhir Oktober. Tidak menutup kemungkinan, akhir bulan nanti suhu udara di Ciayumajakuing sampai di angka 38 derajat celsius. Hingga saat ini, tertinggi masih di angka 37 derajat celsius. Sebelum memasuki musim hujan, ada masa pancaroba, ditandai dengan adanya awan kumulonimbus. Berpotensi menimbulkan angin kencang, hujan sedang sampai deras bisa saja terjadi sewaktu-waktu dengan durasi singkat pada siang menjelang sore hari. Sementara musim hujan diprediksi mencapai puncaknya pada Februari 2019. Pada periode itu, curah hujan diprakirakan di kisaran 300 sampai 400 mm per bulan. Awal musim hujan hingga akhir 2018 curah hujan masih rendah. Memasuki awal 2019, mengalami peningkatan. Saat ini, hujan yang terjadi masih di bawah normal, kurang dari 100 mm per bulan. (gus)
Iklim El Nino Bikin Musim Hujan Telat
Jumat 26-10-2018,15:00 WIB
Editor : Dedi Haryadi
Kategori :