DLH Kota Cirebon Gencarkan Kampung Iklim untuk Cegah Efek Rumah Kaca

Minggu 28-10-2018,18:00 WIB
Reporter : Dedi Haryadi
Editor : Dedi Haryadi

CIREBON-Efek gas rumah kaca (GRK) membuat suhu udara di bumi semakin panas. Untuk itu, penanaman pohon kembali perlu ditingkatkan lagi. Khususnya di wilayah perkotaan. Berangkat dari kondisi itu, Pemkot Cirebon terus menggencarkan program kampung iklim (Proklim) yang mengacu kepada Permen KLH No 19 Tahun 2012 tentang Program Kampung Iklim. Dimana, Pemkot Cirebon memberikan penghargaan kepada kampung atau dusun dan juga RW yang terlah berhasil dan antisipasi tisipasi perubahan iklim sebagai dampak dari gas rumah kaca. Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Cirebon Abdullah Syukur mengatakan, dampak dari GRK adalah meningkatnya suhu udara yang berdampak pada perubahan iklim. “Kita semua harus berusaha mencegah kenaikan suhu udara dengan aksi nyata. Yakni berupa antisipasi dan mitigasi perubahan iklim dengan menanam pohon, mengelola sampah dengan baik bahkan sampai zero weist,\" paparnya. Dikatakan pria yang akrab disapa Syukur ini, apa yang dilakukan RW 08 Merbabu Asih bisa menjadi contoh bagi wilayah yang lain. Bahwa usaha untuk menghijauhkan bumi bisa dimulai dengan diri sendiri, sedikit lebih luas di lingkungan tempat tinggal masing-masing.  Jika kebiasaan dan penghargaan terhadap lingkungan ini bisa terus dilakukan masing-masing indvidu, maka tidak menutup kemungkinan  keberadaan Cirebon yang hijau akan kembali menyapa kota ini. “RW 08 telah melakukan upaya nyata tersebut dan membina lebih dari 10 RW binaan dan masyarakat lainnya. Sehingga yang sebelumnya predikat proklim utama di tanun ini naik satu tingkat lagi menjadi proklim lestari. Tentu ini menjadi kebanggan kita semua dan menjadi motivasi bagi yang lainnya,” tuturnya. Syukur senang, karena salah satu RW-nya telah berhasil menjadi Kampung Proklim Lestari yang RW 08 Merbabu Asih Larangan Perum dan mendapat penghargaan dari Kementerian Lingkungan Hidup. “Kontribusi RW 08 Merbabu Asih terhadap vegetasi yang ada di Cirebon perlu diacungi jempol,” ujarnya. Diakuinya, dampak dari GRK bisa langaung terasa beberapa tahun terakhir. Termasuk di Cirebon. Udara semakin panas. Ditambah pepohonan dan ruang hijau yang semakin menipis keberadaannya. Untuk itu, tegas Syukur, pencegahan terhadap kesehatan bumi harus dilakukan bersama. “Pencegahan kenaikan suhu udara ini bisa dilakukan dengan menghijaukan lingkungan tempat tinggal. Menanam pohon di masing-masing rumah dan tidak membuang sampah sembarangan. Yang terpenting, menjaga dan mencegah kenaikan suhu udara yang ada di Cirebon,” ujarnya. Yang tidak kalah penting, sambungnya, dapat menjaga ruang hijau dan pepohonan yang semakin langka adanya. “Jangan sampai pepohonan dan ruang hijau digantikan sepenuhnya dengan gedung-gedung tinggi pencakar langit. Ini yang harus dihindari. Kemajuan pembangunan kota ini harus diimbangi dengan ruang terbuka hijau (RTH) dan pepohonan yang memadai. Agar suhu udara tetap stabil,” ujarnya. (myg)

Tags :
Kategori :

Terkait