Waspada! 19 Kecamatan di Majalengka Rawan Bencana

Sabtu 24-11-2018,06:00 WIB
Reporter : Dedi Haryadi
Editor : Dedi Haryadi

MAJALENGKA-Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) terus melakukan pemantauan kondisi pergerakan tanah di Blok Wantah RT 06 RW 03 Desa Sukajadi, Kecamatan Lemahsugih. Peristiwa yang terjadi Minggu (18/11) lalu itu mengakibatkan satu unit rumah rusak parah dan satu KK mengungsi. Kepala pelaksana BPBD kabupaten Majalengka Dr H Toto Sumianto MPd menyebutkan peristiwa tersebut terjadi Minggu sekitar pukul 11.00 Bagian belakang rumah milik Toto (41) ambruk sekitar 3x5 meter.  \"Sementara satu keluarga diungsikan ke kediaman keluarga lainnya karena rumah tersebut dikosongkan. Kejadian tersebut juga membuat kepala keluarga Toto mengalami patah kaki akibat tertimpa bangunan,\" ujarnya. Pihaknya mengaku BPBD telah melakukan assesment ke lokasi kejadian sekaligus melakukan koordinasi dengan instansi terkait. Pihaknya juga terus melakukan pemantauan perkembangan pasca peristiwa tersebut. Dia mencatat ada 19 kecamatan di wilayah Majalengka berpotensi bencana pergerakan tanah. 19 kecamatan itu diantaranya Argapura, Bantarujeg, Cikijing, Cingambul, Kadipaten, Kasokandel, Lemahsugih, Leuwimunding, Maja, Majalengka, Malausma, Panyingkiran, Banjaran, Cigasong, Rajagaluh, Sindang, Sindangwangi, Sukahaji dan Talaga. Hal tersebut berdasarkan maping dan kajian dari lembaga terkait yakni Mitigasi Bencana Gerakan Tanah oleh pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (Badan Geologi Kementerian ESDM). Kabupaten Majalengka tercatat masuk daerah rawan potensi pergerakan tanah.  “Segala bentuk aktivitas dan kegiatan masyarakat hingga pembangunan di wilayah tersebut agar memperhatikan aspek pengurangan risiko bencana yang dapat memicu terjadinya potensi pergerakan tanah,” jelasnya. Beberapa faktor dan hasil kajian badan geologi bahwa penyebab terjadinya pergerakan tanah diantaranya curah hujan yang tinggi dan berdurasi lama yang turun sebelum ada saat terjadinya gerakan tanah memicu terjadinya gerakan tanah. Selain itu tanah pelapukan yang bersifat poros dan jenuh air. Kondisi bidang lemah berupa kontak antara tanah pelapukan dengan batuan yang bersifat lebih kedap dan berfungsi sebagai bidang gelincir. Konsentrasi rumah yang terlalu padat dengan beban-beban rumah permanen (tembok) sehingga beban diatas tanah lebih tinggi. Disamping itu juga daya dukung tanah berkurang akibat tingginya kandungan air di dalam tanah dikarenakan sistem drainase permukaan yang kurang baik, dimana seluruh air permukaan baik hujan maupun air limbah rumah tangga terakumulasi dan terkonsentrasi ke dalam tanah dan mempercepat berkembangnya longsor. “Selain faktor lainnya kemiringan lereng yang agak terjal sampai sangat terjadi mengakibatkan tanah mudah bergerak. Kami mengimbau bahwa kondisi musim pada posisi peralihan ini rentan memicu sejumlah bencana. Camat atau kepala desa/lurah agar dapat bekerjasama memberikan sosialisasi kepada masyarakat dilingkungannya masing-masing,” imbaunya. Dia menambahkan, ke-19 kecamatan itu hanya satu potensi menengah. Sedangkan 18 daerah lainnya menengah hingga tinggi. Bahkan dua wilayah lainnya selain status menengah hingga tinggi juga berpotensi banjir bandang seperti Argapura dan Sindangwangi. (ono)

Tags :
Kategori :

Terkait