Dinkes Kota Cirebon Klaim Kasus Demam Bedarah Turun

Minggu 25-11-2018,20:00 WIB
Reporter : Dedi Haryadi
Editor : Dedi Haryadi

CIREBON- Memasuki musim hujan di kota Cirebon biasanya akan dibarengi dengan munculnya penyakit demam berdarah dengue (DBD). Pasalnya, di sejumlah tempat berpotensi menjadi sarang berkembang biaknya nyamuk malaria yakni aedes aegypti.  Namun, di balik itu ada pihak-pihak tertentu yang berusaha mencari keuntungan dengan menjualbelikan bubuk abate untuk mencegah penyebaran nyamuk DBD. Kepala Dinas Kesehatan Kota Cirebon dr H Edy Sugiarto MKes meminta untuk mewaspadai pihak-pihak tertentu yang mendatangi rumah warga menawarkan bubuk abate dengan membayar dengan jumlah tertentu. Menurut Edy, hal itu merupakan praktik ilegal dan harus dilaporkan ke dinas kesehatan atau pihak berwajib. “Bubuk abate itu gratis dan tidak diperjualbelikan,” tegas Edy. Diakuinya, instansinya mendapat laporan dari masyarakat tentang praktik jual beli bubuk abate oleh pihak yang tidak bertanggung jawab dengan alasan bisa memberantas sarang nyamuk atau jentik nyamuk. Padahal, sebutnya, Dinkes tidak pernah membolehkan bubuk abate itu diperjual belikan ke masyarakat. “Kalau ada yang jual, laporkan saja karena itu ilegal, silahkan laporkan ke kami,” tandasnya. Disinggung soal kasus penyakit DBD di Kota Cirebon, Edy mengatakan, selama tahun 2018 relatif turun. Bahkan, tercatat baru ada 12 kejadian. Dari angka itu, Edy bersyukur  karena tidak sampai ada korban yang meninggal dunia. Namun demikian, Edy menghimbau, kepada masyarakat untuk rajin membersihkan lingkungan termasuk membuang air yang tergenang di kaleng-kaleng kosong, kemudian bak mandi rutin dibersihkan 3 hari sekali.”Jika lebih dari tiga hari berpotensi nyamuk berkembang biak,” tutupnya. (abd)

Tags :
Kategori :

Terkait