Dua Dokter Ahli Jantung RS Hasna Medika Kendalikan Alat Canggih Electropysiology

Rabu 05-12-2018,19:00 WIB
Reporter : Dedi Haryadi
Editor : Dedi Haryadi

CIREBON-Jumlah dokter spesialis jantung dan pembuluh darah di Indonesia baru berkisar 1.100 orang. Dari 1.100 Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah di Indonesia, jumlah Dokter Sub-spesialis Aritmia hanya berkisar 25 orang. Hanya dua dari 25 dokter Sub-spesialis Aritmia di Indonesia yang ada di Cirebon. Rumah Sakit Jantung Hasna Medika sudah memiliki divisi aritma. Demikian disampaikan Direktur RS Jantung Hasna Medika, Dr Pradhit W,kepada Radar Cirebon. Menurutnya, terhitung 1 Desember lalu, pihaknya membuka layanan Ablasi Jantung bersama dua Ahli Jantung dan Pembuluh Darah, sekaligus Sub-Spesialis Aritmia yakni Dr dr Chaerul Ahmad Sp JP(K) FIHA FAsCC dan dr Doni Friadi Sp JP FIHA. \"Dengan hadirnya dua dari 25 dokter ahli Ablasi Jantung di RS Jantung Hasna Medika. Sangat bermanfaat bagi masyarakat Cirebon dan sekitarnya,\" kata Pradhit, kemarin. Dia menjelaskan, keberadaan fasilitas layanan kesehatan jantung terbaru ini, adalah tindakan menggunakan alat canggih Electropysiology dikendalikan dua dokter ahli Ablasi Jantung.  Sama halnya seperti kateterisasi jantung yang didukung tenaga medis profesional dengan alat Fix Cathlab teknologi terbaru. \"Perlu diketahui, biaya ablasi jantung juga telah di-cover BPJS Kesehatan,\" tuturnya. Lebih lanjut dia menyampaikan, pihaknya berkomitmen akan terus mengembangkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat,  khususnya bidang kardiovaskular. Buktinya, dengan penambahan fasilitas yang mengikuti perkembangan ilmu dunia kesehatan.  \"Perluasan jangkauan pun merupakan fokus kami demi mendekatkan layanan kesehatan jantung kepada masyarakat. Karena kesehatan jantung jadi perhatian utama kami,\" katanya. Sementara itu, Guru Besar Aritmia Prof Dr dr Yoga Yuniadi Sp JP(K) FIHA FAsCC mengatakan, sedikitnya 2,2 juta orang di Indonesia mengalami Atrial Fibrilasi (AF). Yakni salah satu aritmia yang dapat meningkatkan risiko stroke hingga 500 persen. Sekitar 40 persen dari penderitannya akan mengalami stroke jika tidak segera diatasi. “Itu baru AF saja. Belum lagi ventrikel takikardi atau ventrikel fibrilasi. Empat menit saja bisa menyebabkan kematian,” tambahnya. Saat ini, jumlah dokter spesialis jantung dan pembuluh darah di Indonesia baru berkisar 1.100 orang. Dengan jumlah penduduk Indonesia yang berjumlah sekitar 260 juta jiwa, rasio keberadaan Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah di Indonesia adalah 1 banding 250 ribu. Dari sekitar 1.100 Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah di Indonesia, jumlah Dokter Sub-spesialis Aritmia hanya berkisar 25 orang. Dengan kata lain, rasio dokter ahli aritmia terhadap jumlah penduduk Indonesia saat ini adalah 1 banding 10 juta. \"Rasio tersebut masih jauh dari rasio ideal ahli aritmia terhadap jumlah penduduk Indonesia, yakni 1 banding 100 ribu,\" pungkasnya. (sam)

Tags :
Kategori :

Terkait