Berkuda, Olah Raga Sejak 5000 Tahun Lalu

Selasa 11-12-2018,02:59 WIB
Reporter : Dian Arief Setiawan
Editor : Dian Arief Setiawan

Berkuda menjadi satu pilihan menarik untuk menghabiskan akhir pekan bersama keluarga. Namun, untuk bisa berkuda dengan baik dan benar, butuh latihan dan komitmen yang kuat. Biasanya, komitmen sulit dibangun pada anak-anak yang tadinya tertarik dengan olahraga berkuda, lantaran membutuhkan kesabaran dan ketelatenan. Berkuda memiliki sejarah yang panjang, sekitar 5.000 tahun yang lalu, manusia purba sudah menganggap kuda sebagai hewan ternak. Kuda digunakan untuk mengangkut barang dan tak jarang kuda juga ditunggangi oleh mereka. Bahkan, kuda juga sering dijadikan sebagai bahan makanan. Yunani dan Romawi Menurut temuan ilmiah, dahulu kala, kebersamaan antara manusia dengan kuda sudah dikenal sejak zaman purba pada kurun waktu 5.000 tahun yang lalu. Akan tetapi daging kuda juga merupakan santapan para manusia purba pada saat itu. Tak ada pula yang tahu siapa orang yang pertama kali menjinakkan kuda sehingga mau ditunggangi oleh manusia. Penunggang-penunggang kuda hebat yg terkenal adalah penunggang yang berasal dari suku Yunani (Xonophon) dan suku Romawi. Buat mereka, menunggangi kuda adalah sebagai alat pacuan dan olahraga. Dalam hal Militer, tentara Yunani dan Romawi menggunakan kuda sebagai alat bantu transportasi dalam peperangan. Bahkan, 400 SM suku Yunani sudah mengeluarkan prinsip prinsip dasar dalam menunggang kuda yang sampai saat ini masih sering digunakan. Masa Renaissance Memasuki masa Renaissance, yaitu sekitar tahu 1300-an, banyak orang yang belajar mendalami seni menunggangi kuda. Banyak Bangsawan yang mendalami dunia seni tunggang di sekolah-sekolah besar menunggang di Eropa. Napoli, Italia adalah negara pertama kali mendirikan sekolah tunggang menunggang kuda pada 1532 yang didirikan oleh Fredrico Gisone. Hingga pada akhir abad ke-16 ada sebuah akademi Equestrian berkembang di Versailles Prancis sebelum menghilang di telan oleh revolusi prancis. Pakar menunggang kuda, Pluvinel dan La Guérinière adalah orang-orang yang sangat memberikan kontribusi besar untuk seni Equestrian modern (dressage/tunggang serasi) di sekolah Kavaleri yang terletak di Saumur Prancis pada tahun 1768 yang merupakan tahun awal berdirinya sekolah tersebut. Pada bagian ke dua abad ke-19 inilah dimana orang-orang lebih mengenal istilah menunggang kuda sebagai olahraga. Satu-satunya sekolah menunggang kuno yang masih bertahan sampai sekrang adalah “Spanish Riding School yang berdiri di tahun 1572 di Wina, Austria”. Di Indonesia Aktivitas berkuda di Indonesia sendiri mulai dikenal pada masa penjajahan Belanda. Saat itu, pacuan kuda diadakan setiap ada perayaan besar dan ulang tahun Ratu Belanda. Pada saat itu, organisasi olahraga kuda pacu sudah terbentuk, sesuai dengan perkembangan fasilitas gelanggang pacuan di daerah-daerah. Perkumpulan yang tereknal pada waktu itu, adalah : Bataviase en Buitenzorgse Wedloop Sociteit (BBWS), Minahasa Wedloop Societeit (MWS), Preanger Wedloop Sociteit (PWS). Setelah kemerdekaan, maka di tahun 1950 di beberapa daerah yang sebelum perang Dunia II ada perkumpulan kuda pacu, mulai menata kembali perkumpulan-perkumpulannya. Seperti di Bogor dengan Perkumpulan Pacuan Kuda Jakarta-Bogor (PPKDB) dan Perkumpulan Pacuan Kuda Priangan (PPKP) dan lain-lainnya. Di tahun 1953 didirikan suatu badan yang berusaha menyatukan semua perkumpulan olahraga berkuda di Indonesia, diberi nama Pusat Organisasi PONI Seluruh Indonesia (POPSI) dengan ketuanya Letkol. Singgih. Tetapi POPSI dalam perkembangannya, malahan surut dan menjadi federasi-federasi, yang akhirnya hilang begitu saja. Kemudian pada tahun 1966, berdirilah organisasi berkuda yang merupakan satu-satunya yang telah diakui oleh KONI Pusat, yaitu : Persatuan Olahraga Berkuda Seluruh Indonesia (PORDASI). PORDASI dibentuk atas prakarsa empat daerah, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi Utara dan satu klub SEKARDIU yang dibentuk corps Kavaleri Bandung. Sebagai Ketua Umum pertama adalah Achmad Syam dari Bogor, PORDASI diakui oleh pemerintah sebagai satu-satunya organisasi Induk berkuda di Indonesia, dengan Surat Keputusan Direktur Jenderal Olahraga tanggal 28 Oktober 1966, nomor : 016/tahun 1966. Sejak itu PORDASI selalu aktif menyelenggarakan perlombaan-perlombaan, baik dalam lomba pacuan kuda maupun lomba ketangkasan berkuda. Dari situlah, masyarakat Indonesia mulai ikut tertarik dengan aktivitas ini. (*)    

Tags :
Kategori :

Terkait