RSUD Waled Pasrah, H-10 Proyek Pembangunan Gedung Rawat Inap Kelas Tiga Baru Capai 55 Persen

Jumat 14-12-2018,21:30 WIB
Reporter : Dedi Haryadi
Editor : Dedi Haryadi

CIREBON-Direktur RSUD Waled, dr Budi Setiawan Soenjaya MM pasrah. Dia pun harus menerima kenyataan pembangunan gedung empat lantai untuk kebutuhan rawat inap kelas tiga, tidak bisa diselesaikan tahun ini. Pasalnya, hingga H-10 kemarin, progress pembangunan gedung baru 55 persen. Hal tersebut disampaikan Budi di sela-sela mendampingi Penjabat Bupati Cirebon yang melakukan Safari Pembangunan ke RSUD Waled, kemarin. Menurut Budi, ada dua proyek yang saat ini dilaksanakan di RSUD Waled. Proyek pertama adalah pembangunan lanjutan gedung maternal dan proyek kedua adalah pembangunan gedung empat lantai untuk rawat inap kelas tiga. “Dari dua proyek ini, progress yang paling bagus adalah pelaksanaan pembangunan lanjutan gedung maternal dengan anggaran Rp8,4 miliar. Progresnya sampai saat ini sudah 75 persen. Saya optimis di sisa waktu bisa selesai tepat waktu,” ujar Budi. Untuk pembangunan proyek gedung rawat inap kelas tiga yang saat ini masih dikerjakakan, pihak rumah sakit tidak bisa berbuat banyak. Namun demikian, Budi meminta ada kebijakan, baik dari Pemerintah Provinsi ataupun Pemkab Cirebon agar pembangunan lanjutan bisa dikerjakan pada tahun 2019 nanti. “Mekanisme jika anggaran tidak terserap tentu akan dikembalikan. Tapi kita ada permintaan agar dianggarkan kembali tahun depan untuk kelanjutan pembangunannya. Inikan untuk pelayanan. Jadi, memang harus segera diselesaikan. Kalau terhambat kan yang terdampak juga masyarakat nantinya. Untuk anggaran pembangunan rawat inap ini anggarannya sekitar Rp21 miliar,” imbuhnya. Diakui Budi, pembangunan proyek tersebut sempat beberapa kali terhenti. Namun Budi sendiri tidak mengetahui faktor apa yang menyebabkan hal tersebut terjadi. Pihaknya pun secara prosedural sudah mengeluarkan surat peringatan dan teguran agar pelaksana proyek segera menyelesaikan pembangunan gedung. “Ada tiga surat yang kita keluarkan. Itu sudah prosedural. Jika pekerjaan tidak sesuai target langsung kita tegur. Padahal dalam pembangunan ini kita terus melakukan evaluasi mingguan agar target pengerjaan sesuai target,” jelasnya. Sementara itu, Penjabat Bupati Cirebon Dr Ir Dicky Sahromi MSc mengatakan, sejauh ini, pengerjaan proyek fisik mayoritas sudah sesuai dengan waktunya. Hanya menurutnya, ada proyek yang karena terdesak waktu akhirnya tidak selesai 100 persen. “Saya lihat cuma di rumah sakit ini saja yang terlambat. Lainnya tidak ada masalah dan tepat waktu. Ini salah satu contoh penggunaan belanja modal yang karena terdesak waktunya, maka tidak maksimal dalam pengerjaannya. Selain itu, ada faktor di luar teknis juga yang membuat bangunan ini tidak selesai sesuai perencanaan,” bebernya. Oleh karena itu, menurut Dicky, ke depan mulai sekarang pihaknya sudah memerintahkan agar setiap dinas untuk secepatnya memasukan item pekerjaan ke unit layanan pengadaan di triwulan pertama. Agar pekerjaan terutama fisik tidak terdesak waktu dan hasilnya pun bisa maksimal. “Ke depan, triwulan pertama harus lelang semua. Harus sudah masuk ULP. Pembangunan ini investasi kita ke depan yang sangat berharga. Kejadian penggunaan belanja modal yang terdesak waktu, akibatnya penyelesaian kurang maksimal. Ini karena sebelumnya lelang terjadi di triwulan ketiga dan keempat, ini yang harus diubah,” ungkapnya. (dri)

Tags :
Kategori :

Terkait