Sumbangan Pembangunan Masjid SMAN 7, Ortu Siswa Keberatan

Sabtu 15-12-2018,10:00 WIB
Reporter : Dedi Haryadi
Editor : Dedi Haryadi

CIREBON-Pembangunan Masjid Nur Rohim SMAN 7 Kota Cirebon dipersoalkan orang tua siswa. Mereka mengeluhkan ketentuan yang mengharuskan membayar dalam nominal tertentu. Dalam tangkapan layar pembicaraan pesan singkat, nampak ada pesan yang disampaikan guru kepada muridnya. Dikirimkan dalam grup percakapan kelas XI. Bunyinya; “Aja klalen sampaikan ke orang tuamu surat imbauan sumbangan pembangunan Masjid Nur Rohim SMAN 7 dan diisi form kesanggupannya. Kalau kelas X minimal Rp500 ribu, mudah-mudahan kelas XII lebih dari itu. Amin ya Rab.” tulis salah seorang guru yang diduga masuk dalam kepanitiaan pembangunan. Penentuan nilai sumbangan ini dikeluhkan orang tua siswa. Mereka menilai ada keanehan. Pertama, terkait dengan nominal yang ditentukan. Kedua, pembangunan masjid ini sudah memakan waktu lima tahun. Dan hingga kini progresnya baru 50 persen. “Gimana ya baiknya? Ini orang tua banyak yang protes,” ujar orang tua yang enggan diungkapkan identitasnya tersebut. Salah satu pembina OSIS SMAN 7 Kota Cirebon yang enggan disebut namanya, menolak semua tudingan orang tua. Termasuk ketika iuran sumbangan itu disebut pungutan liar. Tapi dia membenarkan, panitia memang menerima sumbangan dari para siswa melalui program one day one thousand, yakni program menyisihkan uang jajan siswa sebesar seribu rupiah untuk pembangunan masjid. Mengenai kontribusi orang tua siswa, panitia maupun pihak sekolah tidak pernah memberikan sangsi atau teguran kepada siswa yang tidak membayar. Selain dari siswa, juga  ada pendanaan dari para donatur, uang sumbangan dari para guru dengan menyuiihkan gaji mereka. \"Kalau dikatakan memungut itu tidak benar. Karena semuanya bersifat sukarela. Toh manfaatnya juga buat mereka sendiri. Selain juga untuk tabungan pahala di akhirat nanti\" ujarnya kepada Radar Cirebon. Dirinya mempertanyakan keluhan dari orang tua siswa yang disampaikan kepada Radar Cirebon. Sebab, selama ini tidak pernah ada keluhan yang disampaikan kepada pihak sekolah. Baik ke bagian humas, kepala sekolah maupun panitia. “Saya kaget, kenapa Radar Cirebon minta konfirmasi soal ini,” ucapnya. Kepala SMAN 7 Cirebon Dra Hj Rini Mulyanti Santoso MM membenarkan, pembangunan Masjid Nur Rohim sudah dimulai sejak lima tahun lalu. Sekolah terbesit membangun fasilitas ibadah ini, karena masjid lama tidak bisa menampung jumlah siswa yang mencapai seribu orang. “Ini ide kepala sekolah sebelumnya. Beliau yang punya ide merenovasi masjid,” katanya. Total dana yang dibutuhkan untuk revitalisasi ini mencapai Rp2,8 miliar. Sampai sekarang progresnya baru 50 persen. Karena memang mengandalkan dana swadaya. “Saya berharap sih bisa cepat ya. Supaya siswa dan guru-guru yang solat merasa nyaman,” ucapnya. Rini yang baru dua tahun menjabat kepala SMAN 7 menyebutkan, meski baru 50 persen namun Masjid Nur Rohim sudah difungsikan. Bahkan digunakan untuk pelaksanaan salat jumat dan kegiatan perayaan hari besar Islam. Dengan progres saat ini, kebutuhan dana untuk masjid masih sekitar Rp1,4 miliar. Meski ada yang protes, namun ia juga mensyukuri banyak orang tua yang menyumbang dengan sukarela. Termasuk dari alumni yang sudah mengumpulkan dana hingga Rp40 juta. (awr-mg)

Tags :
Kategori :

Terkait