8 Juta Warga Yaman Terancam Kelaparan

Kamis 20-12-2018,01:01 WIB
Reporter : Husain Ali
Editor : Husain Ali

HUDAYDAH - Gencatan senjata antara Pasukan Yaman dengan pemberontak Houthi yang ditandatangani Senin (17/12), hanya bertahan beberapa menit saja. Kedua kubu ini kembali bertikai di Kota Pelabuhan Hudaydah, Selasa (18/12) pagi. Puluhan pemberontak dengan persenjataan lengkap menembaki pasukan pemerintah di Hudaydah Timur, kawasan yang menjadi pintu masuk bantuan internasional ke kawasan konflik tersebut. Jika perang ini masih berlanjut, sekitar delapan juta penduduk Yaman terancam kelaparan. Seperti yang dilansir BBC, seorang pejabat pro-pemerintah memberitahu kejadian ini ke kantor berita AFP saat pertempuran masih berlangsung. Seorang pejabat PBB, yang tidak mau disebutkan namanya, mengatakan kepada Kantor berita AFP bahwa penghentian saling tembak itu dilakukan karena alasan operasional. Namun seorang pejabat yang tergabung dalam koalisi pimpinan Arab Saudi menegaskan, rincian tentang penerapan kesepakatan gencatan senjata masih belum jelas. Anggota militer Yaman yang membelot, mendukung kelompok pemberontak Houthi. \"Tak ada niat kami melanggar perjanjian gencatan senjata, kecuali kelompok Houthi melanggarnya,\" kata pejabat itu. Sebelumnya, kedua kubu yang bertikai telah menyetujui gencatan senjata lewat Perserikatan Bangsa-Bangsa di Swedia, Kamis (13/12) lalu. Semua pihak termasuk organisasi negara Islam (OKI) berharap gencatan ini menjadi titik awal perdamaian setelah empat tahun perang saudara terjadi. Namun, gencatan senjata itu ditunda pada Jumat menyusul laporan adanya penolakan dan pertempuran kecil yang terjadi di sekitar Hudaydah. Kota Hudaydah berlokasi sejauh 140 kilometer di barat ibukota Yaman, Sanaa. Kota pelabuhan ini merupakan kota terbesar keempat dan pusat ekonomi utama Yaman. Sebelum akhirnya pemberontak mengambil alih pada akhir 2014 silam. Sejak Juni, kota ini menjadi sasaran tembak koalisi pimpinan Saudi Arabia yang mendukung pasukan pro-pemerintah. Sebagai Kota Pelabuhan kawasan ini merupakan jalur penyelamat bagi dua pertiga populasi Yaman yang hampir sepenuhnya mengandalkan impor untuk makanan, bahan bakar, dan obat-obatan. (fin/tgr)

Tags :
Kategori :

Terkait