JARANG tampil dilayar kaca, rupanya saat ini Maudy Koesnaedi justru tertarik berkarya di belakang layar. Saat ini pemeran Zaenab dalam sinetron Si Doel Anak Sekolahan itu sedang sibuk menjadi produser Teater Abang None yang akan menggelar pagelaran Soekma Djaja. “Aku kangen bisa akting lagi. Tapi aku milih di belakang layar aja deh. Dengan seperti itu rasa rinduku bisa terbayarkan,” ujarnya di Gedung Kesenian Jakarta, kemarin. Bergelut di belakang layar disebut alumni Abang None Jakarta itu sebagai caranya melepas rindu pada dunia akting. “Kan bisa membantu mengarahkan para pemain,” tambahnya. Selain itu, kesibukan sebagai ibu rumah tangga membuat Maudy tidak bisa kembali ke layar kaca. “Sinetron nggak bisa karena mengatur waktunya sulit,” tambah istri dari Erik Meijer itu. Namun, Maudy mengaku dia akan segera kembali berakting di layar lebar dalam waktu dekat. Melalui pementasan ini, wanita kelahiran Jakarta 8 April 1975 itu ingin berkontribusi untuk Jakarta, khususnya kesenian Betawi. Makanya dia mengajak Abnon lainnya untuk mengekspresikan seni dalam wadah besar yaitu teater. “Ini wadah ekspresi seni serta minat dan bakat abnon untuk bisa berkontribusi mengangkat kesenian jakarta dalam bentuk teater,” kata ibu dari Eddy Maliq Meijer. Maudy menjelaskan, pementasan kali ini merupakan lakon keempat setelah Cinta Dasima (2009), Doel (2010), dan Sangkala 9/10 (2011). “Setiap lakon yang kami pentaskan merupakan adaptasi dari lenong yang berkembang di Betawi. Pada 2009 kita angkat legenda Nyai Dasima yang berakar pada sejarah,” ucapnya. Maudy menjelaskan pementasan lakon terbaru tersebut mengangkat kisah seniman Betawi di pinggiran Jakarta dalam mempertahankan tradisi musik Betawi, Gambang Kromong. Isi kisah Gambang Kromong berangkat dari keluarga Paman Jaya yang berhasil mempertahankan budaya Betawi. “Ini berdasarkan pada realitas yang ada di Ibu Kota. Apalagi, banyak seniman ondel-ondel yang dibawah pentas keliling di jalanan. Di sini, kami mencoba menyelipkan unsur budaya agar generasi muda mampu menyukai dan melestarikan budaya,” jelasnya. Lakon Soekma Djaja akan dipentaskan di Gedung Kesenian Jakarta, pada 5-6 Juni mendatang. Pementasan ini akan melibatkan 30 pemain. “Persoalan generasi muda dalam berbagai kasus seperti persoalan kenakalan yang terjadi di sekitar Jakarta juga menjadi bumbu dalam lakon tersebut,” imbuhnya. Baginya, kebudayaan harus diangkat ke permukaan di tengan era modernisasi yang semakin menggeliat di Ibu Kota. “Pembangunan yang semakin masif menjadikan seniman terpinggirkan. Ini yang akan saya angkat agar kehidupan seniman Betawi terjamin,” kata wanita berdarah sunda itu. (dew)
Asyik di Belakang Layar
Kamis 28-03-2013,08:51 WIB
Editor : Dedi Darmawan
Kategori :