Bus Trans Cirebon Bisa Mendukung Transportasi Menuju Objek Wisata

Jumat 28-12-2018,12:00 WIB
Reporter : Dedi Haryadi
Editor : Dedi Haryadi

CIREBON–Bus rapid transit (BRT) Trans Cirebon tinggal menunggu dioperasikan. Salah satu rutenya ialah Kelurahan Argasunya menuju kota dan sebaliknya. Opsi ini dinilai baik untuk pengembangan wilayah selatan. Ketua Forum Lalu Lintas Kota Cirebon Prof Dr Adang Djumhur menyambut baik usulan itu. Namun ia juga meminta pemerintah membuat rute khusus untuk menjangkau tempat wisata di Kota Cirebon. Ia menyarankan untuk rute Gunungjati-Goa Sunyaragi-Kasepuhan dan sebaliknya. Atau menyesuaikan rute yang digunakan bus wisata Cirebon Tour on The Bus (Citros). \"Sesuai dengan permintaan gubernur supaya BRT juga bisa mengembangkan kewisataan, semangat inilah yang harus dilakukan,” ujar Adang kepada Radar Cirebon. Sementara rute ke wilayah Argasunya, Adang menyebut, ini bisa menjadi solusi untuk menghidupkan kembali daerah selatan. Terlebih lagi, bukan hanya warga luar kota yang belum mengetahui kawasan tersebut, warga Kota Cirebon sendiri pun tak jarang belum menjamah kawasan yang satu ini. Kemudian, di sekitar lokasi juga  bertumbuh kawasan perumahan. Yang tentunya juga perlu didukung dengan akses transportasi. Selama ini, akses menuju Argasunya hanya ditopang dua angkot yang kondisinya juga memprihatikan. Lantaran masih menggunakan armada keluaran tahun 1980-an. \"Di sana itu cuma ada angkot yang itupun sudah butut. Jadi bagus juga untuk bisa menghidupak kawasan atas dengan BRT ini,\" jelasnya. Adang mengusulkan, pemerintah kota juga bisa membuat rute Argasunya untuk dihubungkan dengan rute menuju lokasi objek wisata lainnya di Kota Cirebon. Salah satunya dengan Situs Makam Gunung Jati misalnya. Meski jaraknya terbilang jauh, namun rute ini juga bisa menarik perhatian masyarakat untuk bisa mengunjungi Argasunya sekaligus Situs Makam Gunung Jati. Tinggal yang perlu diperhatikan ialah destinasi di wilayah selatan itu sendiri. Akademisi IAIN Syekh Nurjati ini juga mengingatkan bahwa rute BRT di Argasunya ini perlu memperhatikan beberapa hal. Termasuk dengan pengembangan infrastruktur penunjang BRT. Juga luas jalan yang akan dilalui. Sebelumnyam, Kepala Bidang Angkutan Dishub, Dikri Hopiana S Sos MSi mengatakan, operasional BRT masih menunggu surat tanda nomor kendaraan (STNK) dalam proses permohonan. Sesuai dengan ketentuan, bagi setiap angkutan umum yang beroperasional haruslah berbadan hukum. \"Dokumennya belum keluar dari provinsi, jadi kami pun menungu dokumen tersebut dan proses perizinan,\" ujar Dikri, Rabu (26/12). Pertimbangan memberi prioritas kepada Kelurahan Argasunya, juga bagian dari meminimalisasi gesekan dengan angkutan kota. Meski nantinya BRT juga akan beroperasoi dengan rute dalam kota. Pihaknya pun segera melakukan pembahasan rute, melakukan survei untuk mengetahui titik mana saja yang bisa dijadikan halte. BRT ini memang tidak akan berhenti di sembarang tempat. Lantaran halte di Kota Cirebon yang memang bukan untuk BRT, rencananya pintu tengah tidak akan difungsikan. Hanya pintu depan yang digunakan untuk naik dan turun penumpang. Ke depan, diharapkan BRT bisa menjadi moda transportasi masal yang mengurangi beban kepadatan kendaraan di Kota Cirebon. Masyarakat Kota Cirebon diharapkan mulai beralih kepada transportasi masal ini, karena fasilitasnya disediakan untuk kenyamanan, keamanan dan ketepatan waktu. (myg)

Tags :
Kategori :

Terkait