Kumuh, Pembeli Enggan Belanja di Pasar Mertapada Kulon, Pedagang Terus Merugi

Sabtu 29-12-2018,19:00 WIB
Reporter : Dedi Haryadi
Editor : Dedi Haryadi

CIREBON-Sejumlah pedagang Pasar Mertapada Kulon (Merkul) mengeluhkan kondisi pasar desa yang memprihatinkan. Terlebih, saat masuk musim penghujan. Selain fisik bangunan yang sudah rapuh, kondisi pasar yang sering tergenang air, sehingga membuat pembeli enggan masuk ke pasar. Kondisi tersebut jelas merugikan para pedagang. Salah satunya yang paling menonjol adalah omset yang setiap hari terus turun. Bahkan, jika hujan mengguyur seharian, selain seluruh area pasar yang tergenang, maka beberapa saat kondisi pasar akan sangat becek dan pasar menjadi sepi. Warniah (53) salah seorang pedagang kepada Radar Cirebon mengatakan, para pedagang yang ada saat ini hanya beberapa saja yang masih aktif dan berjualan setiap hari. Sisanya, memilih tutup dan tidak berjualan kembali. “Setiap hari semakin sepi, kalah dengan pasar-pasar lain. Sudah begitu, bangunannya juga sudah miring, terutama yang bagian belakang. Kalau hujan pasti bocor dan berubah kayak danau,” ujar warga Desa Sidamulya tersebut, kemarin. Kondisi tersebut, menurutnya, sudah terjadi bertahun-tahun. Bahkan, sempat beberapa kali muncul wacana pengembangunan pasar, namun urung dilakukan. Rencana tersebut tertunda sampai sekarang. “Kemarin-kemarin katanya sudah mau dibangun. Kami pedagang setuju, asal harga tidak memberatkan pedagang. Kalau lihat kondisinya, memang sudah seharusnya dibangun baru. Ini sama sekali sudah tidak layak,” imbuhnya. Sementara itu, pedagang lainnya Mohammad Abdilah kepada Radar Cirebon menuturkan, hujan yang turun membuat area pasar yang tergenang seperti danau tersebut, sudah menjadi rutinitas yang harus dilewati para pedagang setiap musim hujan. Para pedagang tidak bisa berbuat apa-apa karena kewenangan perbaikan dan lain-lain menjadi tugas dan tanggung jawab pihak pemerintah desa. “Kalau hujan dijamin pasti banjir, ini sudah rutin. Pedagang di sini sudah paham kondisinya,” ungkapnya. Terpisah, aktivis Cirebon Timur Rizki Pratama menuturkan, pihak pengelola atau pemerintah desa seharusnya memberi fasilitas dan pelayanan yang baik kepada para pedagang. Agar nyaman dalam berusaha. Terlebih, setiap harinya ada retribusi yang ditarik oleh pengelola. “Kalau retribusinya diambil ya harus sportif. Harus perhatikan keluhan pedagang. Jangan ditelantarkan dan hanya diambil retribusinya saja. Apalagi, sampai kondisi pasar membahayakan untuk pembeli dan pedagang. Karena nanti, yang repot juga pasti pemerintah desanya,” ungkapnya. (dri)

Tags :
Kategori :

Terkait